Rekan-rekan sedharma Yth.

Om Swastyastu,

Ada pertanyaan dari rekan tentang berupacara secara massal apa boleh? Jawaban saya BOLEH, sepanjang tidak menyangkut hal yang sangat pribadi dan insidentil, misalnya tiga bulanan, otonan, dan pawiwahan. Jadi jenis upacara yang dapat dilakukan secara massal adalah: Pitra Yadnya (ngaben, nyekah, mepaingkup), Rsi Yadnya (mawinten), Manusa Yadnya (yaitu: menek kelih, metatah, dan nyapu leger).

Upacara-upacara dapat dilaksanakan secara massal, bila "Ista Dewata"-nya sama. Ista Dewata adalah Manifestasi Hyang Widhi yang di mohon kehadirannya, misalnya pada upacara Pitra Yadnya: Bhatara Yamadipati; pada upacara Pawintenan: Dewi Saraswati; pada upacara Menek kelih/ Metatah: Bhatara Semara-Ratih; pada upacara Nyapu Leger: Bhatara Kala. Pengertian "sama" di atas adalah bahwa semua orang Hindu bersujud kepada Ista Dewata itu.

Berupacara secara massal bisa dilaksanakan dalam lingkup: Dadia, Banjar, Desa, atau campuran ketiganya. Manfaat dari berupacara massal: 1) Menghemat biaya. 2) Mempererat kekeluargaan/ persaudaraan. 3) Menumbuhkan rasa persatuan-kesatuan dan ke gotong-royongan. Inisiatif berupacara massal dapat datang dari pribadi per orangan, Klian Dadia, Klian Banjar, Klian Desa, dan Sulinggih.

Sebagai contoh, saya di Geria Lingga, sudah melaksanakan: Pitra Yadnya (lengkap) massal setahun dua kali (April dan Oktober) dengan biaya Rp.500.000,-- per-sawa. Mawinten massal setahun dua kali (setiap Buda Umanis Julungwangi) dengan biaya Rp.100.000,-- per-pasang. Menek-kelih/ Metatah setiap saat jika sudah terkumpul jumlah yang memadai, biaya per orang Rp.20.000,--Nyapu Leger setiap tahun dua kali (Tumpek Wayang) dengan biaya Rp.200.000,-- per-orang. Itu semua "kalau ada uang sejumlah itu" jika tidak punya, datang saja ke Geria, berunding lagi. Biaya-biaya itu saya perhitungkan asal mencapai BEP saja, tidak ada Profit Margin, Rate of Interest atau Return on Investment.

Om Santi, Santi, Santi, Om....