1 Agustus 2003
|
Rekan-rekan sedharma Yth.
Om Swastiastu,
Saya ingin menjelaskan tentang Dana Punia, namun jika ada yang sudah memahami tentang hal ini saya minta maaf, ibarat "nasikin segarane".
-
Bhakti Marga, adalah salah satu jalan menuju Hyang Widhi dengan memuja-Nya secara tulus ikhlas. Mereka yang melakukan dengan baik disebut Bhakta. Bhakti ada dua kelompok besar yaitu: Para Bhakti dan Apara Bhakti. Para artinya utama, sehingga Para Bhakti disebut sebagai cara memuja Hyang Widhi yang utama (nomor satu), sedangkan Apara Bhakti adalah cara memuja Hyang Widhi yang tidak utama (nomor dua). Para Bhakti sulit dilaksanakan tanpa Apara Bhakti, demikian sebaliknya.
-
Yadnya adalah pengorbanan suci yang tulus ikhlas. Yadnya dibagi dalam empat kelompok besar yaitu:
1 |
Widhi Yadnya |
Widhi Yadnya adalah yadnya yang dilaksanakan karena adanya Tri Rnam (tiga jenis hutang manusia atas kehidupannya) yaitu:
1 |
Dewa Rnam |
Hutang kepada Hyang Widhi karena atman bisa bereinkarnasi menjadi manusia |
Dewa Yadnya dan Bhuta Yadnya adalah yadnya yang dilaksanakan dalam kaitan Dewa Rnam |
2 |
Rsi Rnam |
Hutang kepada Maha Rsi yang menerima wahyu Weda dan para Rsi/ Pendeta yang menyebarkan Weda/ Agama Hindu sehingga kita menjadi manusia yang berilmu |
Rsi Yadnya adalah yadnya yang dilaksanakan dalam kaitan Rsi Rnam |
3 |
Pitra Rnam |
Hutang kepada leluhur/ ayah-ibu karena kita dilahirkan dan dipelihara |
Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya adalah yadnya yang dilaksanakan dalam kaitan Pitra Rnam |
Dalam bahasa sehari-hari, Widhi Yadnya disebut sebagai Panca Yadnya. |
Apara Bhakti |
2 |
Drwya Yadnya |
Drwya yadnya adalah ber-dana punia |
Para Bhakti |
3 |
Jnana Yadnya |
Jnana Yadnya adalah belajar-mengajar (misalnya ber- dharmawacana dan dharmatula) |
4 |
Tapa Yadnya |
Tapa yadnya adalah pengendalian diri agar senantiasa hidup di jalur dharma |
-
Widhi Yadnya atau Panca Yadnya tergolong APARA BHAKTI, sedangkan Drwya Yadnya, Janana Yadnya dan Tapa Yadnya termasuk kriteria PARA BHAKTI. Drwya yadnya adalah ber-dana punia, Jnana Yadnya adalah belajar-mengajar (misalnya ber- dharmacacana dan dharmatula), Tapa yadnya adalah pengendalian diri agar senantiasa hidup di jalur dharma.
-
Khusus tentang Drwya Yadnya (berdana punia) disebut sebagai ajaran Dana Paramita yaitu ajaran yang membimbing manusia menuju kesempurnaan lahir-bathin yang mengantarkannya ke gerbang Sorga tanpa penderitaan. Sumber sastra mengenai Dana Paramita adalah:
1 |
Manawa Dharmasastra IV.32,226-235, VII 84-85 |
2 |
Sarasamuscaya 169-172, 174-175 |
3 |
Sanghyang Kamahayanikan 56-58 |
Dalam filsafat Wairagya dikatakan bahwa Drwya Yadnya merupakan salah satu cara untuk melepaskan keterikatan manusia pada benda-benda keduniawian yaitu benda-benda/ materi yang hanya memuaskan nafsu indria.
- Tradisi beragama (Hindu) di Bali lebih banyak menekankan pada ritual (upacara Panca Yadnya) padahal itu tergolong APARA BHAKTI. Sedikit yang memahami/ menyadari penting dan utamanya PARA BHAKTI yaitu: Drwya Yadnya, Jnana Yadnya, dan Tapa Yadnya. Begitulah sering ditemukan orang yang rajin berupacara Yadnya, tetapi kayika (perbuatannya), wacika (perkataannya) dan manacika (pikirannya) menyimpang dari inti ajaran Agama Hindu. Mereka mengira bahwa jika sudah berupacara Yadnya mereka sudah melaksanakan ajaran Agama, padahal belum sempurna. Tidak sedikit Pandita (Sulinggih) di Bali memposisikan dirinya hanya sebagai "Pemuput Upacara" Ini tentu merugikan eksistensi Hindu di Bali. Kenapa para Sulinggih tidak meniru apa yang dilakukan oleh Para Pendeta di zaman dahulu, misalnya Mpu Kuturan, yang berhasil menyatukan berbagai sekte Hindu dalam konsep Trimurti, serta mengembangkannya ke pelosok-pelosok pedesaan sehingga sekarang kita mengenal adanya Tri Kahyangan.
Sekian dahulu uraian singkat saya, kurang lebihnya mohon dimaafkan.
Om Santi, Santi, Santi, Om.....
|
|