|
PANCA YADNYA |
Panca Yadnya adalah lima jenis karya suci
yang diselenggarakan oleh umat Hindu di dalam usaha mencapai
kesempurnaan hidup. Adapun Panca Yadnya atau Panca Maha
Yadnya tersebut terdiri dari:
-
Dewa Yadnya.
Ialah suatu korban suci/ persembahan suci kepada Sang
Hyang Widhi Wasa dan seluruh manifestasi- Nya yang terdiri
dari Dewa Brahma selaku Maha Pencipta, Dewa Wisnu selaku
Maha Pemelihara dan Dewa Siwa selaku Maha Pralina (pengembali
kepada asalnya) dengan mengadakan serta melaksanakan
persembahyangan Tri Sandhya (bersembahyang tiga kali
dalam sehari) serta Muspa (kebaktian dan pemujaan di
tempat- tempat suci). Korban suci tersebut dilaksanakan
pada hari- hari suci, hari peringatan (Rerahinan), hari
ulang tahun (Pawedalan) ataupun hari- hari raya lainnya
seperti: Hari Raya Galungan dan Kuningan, Hari Raya
Saraswati, Hari Raya Nyepi dan lain- lain.
-
Pitra Yadnya.
lalah suatu korban suci/ persembahan suci yang ditujukan
kepada Roh- roh suci dan Leluhur (pitra) dengan menghormati
dan mengenang jasanya dengan menyelenggarakan upacara
Jenasah (Sawa Wedana) sejak tahap permulaan sampai tahap
terakhir yang
disebut Atma Wedana.
Adapun tujuan dari pelaksanaan Pitra Yadnya ini adalah
demi pengabdian dan bakti yang tulus ikhlas, mengangkat
serta menyempurnakan kedudukan arwah leluhur di alam
surga. Memperhatikan kepentingan orang tua dengan jalan
mewujudkan rasa bakti, memberikan sesuatu yang baik
dan layak, menghormati serta merawat hidup di harituanya
juga termasuk pelaksanaan Yadnya. Hal tersebut dilaksanakan
atas kesadaran bahwa sebagai keturunannya ia telah berhutang
kepada orangtuanya (leluhur) seperti:
- Kita berhutang badan yang disebut dengan istilah
Sarirakrit.
- Kita berhutang budi yang disebut dengan istilah
Anadatha.
- Kita berhutang jiwa yang disebut dengan istilah
Pranadatha.
- Manusa Yadnya.
Adalah suatu korban suci/ pengorbanan suci demi kesempurnaan
hidup manusia.
Di dalam pelaksanaannya dapat berupa Upacara Yadnya
ataupun selamatan, di antaranya ialah:
- Upacara selamatan (Jatasamskara/ Nyambutin) guna
menyambut bayi yang baru lahir.
- Upacara selamatan (nelubulanin) untuk bayi (anak)
yang baru berumur 3 bulan (105 hari).
- Upacara selamatan setelah anak berumur 6 bulan
(oton/ weton/ 210 hari).
- Upacara perkawinan (Wiwaha) yang disebut dengan
istilah Abyakala/ Citra Wiwaha/ Widhi-Widhana.
Di dalam menyelenggarakan segala usaha serta kegiatan-
kegiatan spiritual tersebut masih ada lagi kegiatan
dalam bentuk yang lebih nyata demi kemajuan dan kebahagiaan
hidup si anak di dalam bidang pendidikan, kesehatan,
dan lain- lain guna persiapan menempuh kehidupan bermasyarakat.
Juga usaha di dalam memberikan pertolongan dan menghormati
sesama manusia mulai dari tata cara menerima tamu (athiti
krama), memberikan pertolongan kepada sesama yang sedang
menderita (Maitri) yang diselenggarakan dengan tulus
ikhlas adalah termasuk Manusa Yadnya.
- Resi Yadnya.
Adalah suatu Upacara Yadnya berupa karya suci keagamaan
yang ditujukan kepada para Maha Resi, orang- orang suci,
Resi, Pinandita, Guru yang di dalam pelaksanaannya dapat
diwujudkan dalam bentuk:
- Penobatan calon sulinggih menjadi sulinggih yang
disebut Upacara Diksa.
- Membangun tempat- tempat pemujaan untuk Sulinggih.
- Menghaturkan/ memberikan punia pada saat- saat
tertentu kepada Sulinggih.
- Mentaati, menghayati, dan mengamalkan ajaran- ajaran
para Sulinggih.
- Membantu pendidikan agama di dalam menggiatkan
pendidikan budi pekerti luhur, membina, dan mengembangkan
ajaran agama.
- Bhuta Yadnya.
Adalah suatu korban suci/ pengorbanan suci kepada sarwa
bhuta yaitu makhluk- makhluk rendahan, baik yang terlihat
(sekala) ataupun yang tak terlihat (niskala), hewan (binatang),
tumbuh- tumbuhan, dan berbagai jenis makhluk lain yang
merupakan ciptaan Sang Hyang Widhi Wasa.
Adapun pelaksanaan upacara Bhuta Yadnya ini dapat berupa:
Upacara Yadnya (korban suci) yang ditujukan kepada makhluk
yang kelihatan/ alam semesta, yang disebut dengan istilah
Mecaru atau Tawur Agung, dengan
tujuan untuk menjaga keseimbangan, kelestarian antara
jagat raya ini dengan diri kita yaitu keseimbangan antara
makrokosmos dengan mikrokosmos.
Di dalam pelaksanaan yadnya biasanya seluruh
unsur- unsur Panca Yadnya telah tercakup di dalamnya, sedangkan
penonjolannya tergantung yadnya mana yang diutamakan.
|