SILSILAH KITA
Konon kita ini dahulu sedikit. Setelah berkembang biak dan beranak-pinak, jadilah kita sebanyak ini. Dalam gegap gempita, sesak sempit ini kadang kita gerah. Beradu keras berebut hak melanjutkan hidup dengan orang lain dalam keseharian kita. Orang lain? Pernahkah terpikir oleh kita, bahwa semua kita ini mungkin masih bersaudara? Coba lihat bahwa dalam deretan silsilah, sebuah keluarga besar dari satu orang kakek hanya tergambar dalam tiga baris saja? Itupun kadang- kadang ada beberapa dari anggotanya yang tidak pernah kita temui. Bagaimana kalau kita punya dua atau tiga puluh baris, atau bahkan lebih? Bisakah kita bayangkan berapa banyaknya yang kita tidak kenali dibandingkan dengan yang kita kenali sebagai saudara?
Kenapa tidak kita himpun silsilah kita sekarang? Kirimkan ke babadbali.com, saling melengkapi, saling kait dan jadilah sebuah keluarga besar. Jangan tunggu sampai terlalu lengkap atau jauh menjulang ke leluhur kawitan. Mungkin dalam kompilasi babadbali.com justeru akan kita temui itu tanpa bersusah payah. Masih banyak ruangan data-base tersedia untuk menampung semuanya.
"How nice it is to be in a place where every body knows our name" (Cheers - TV Serial, theme song). Betapa indahnya hidup berdampingan dengan sesama saudara dari sebuah keluarga besar. Yang beruntung membela yang kekurangan dengan tulus iklas. Perjuangan melawan penjajah sudah lama usai, semangat persatuan kita sudah lama luntur. Dulu kita bersatu padu di pihak yang sama, melawan penindas, memperjuangkan kemerdekaan. Sekarang kita beradu pihak dengan sesama kita melawan krisis ekonomi berkepanjangan, memperjuangkan hak untuk hidup layak. Kawan menjadi lawan, sahabat menjadi penghambat. Bertetangga tanpa saling perduli. Ini harus berakhir.
Rentangkanlah kembali tali persaudaraan, kenali mereka, agungkan hubungan ini dalam kesatuan sembah pada Hyang Widhi. Kita akan menjadi masyarakat terhormat yang anggun dan tahu bagaimana menjaga kehormatan kita semua, demi Beliau.
Mari!
|