Rekan-rekan sedharma Yth

Om Swastistu,

Sadripu berikutnya adalah

3. Kroda, yaitu keadaan marah. Marah yang terus menerus merusak kesehatan di samping itu menimbulkan kebencian bagi mereka yang dimarahi. Jika sering marah-marah timbul antipati bahkan pemusuhan sehingga merugikan diri sendiri. Marah yang dihindari adalah marah yang didasari oleh perasan dengki, cemburu dan irihati. Namun ada sejenis marah yang baik, misalnya dalam upaya mendidik anak atau bawahan agar mereka disiplin. "Marah" sejenis ini hanyalah menunjukkan bahwa kita tidak suka pada prilakunya yang menyimpang dan berusaha meluruskan dengan dasar kasih sayang.

4. Mada artinya mabuk; dalam hal ini mabuk lebih bersifat keadaan tidak sadar pada hakekat jati diri sebagai bhakta, dimabukkan oleh kenikmatan dari hal-hal keduniawian misalnya kekayaan, kecantikan, kegagahan, status sosial, kekuasaan, dll. Mabuk yang terkendali baik menjadi bagian sad guna misalnya kecintaan suami-istri.

5. Moha artinya sombong, perasaan bangga yang berlebihan pada kemampuan dan keberadaan diri sehingga cenderung menganggap rendah orang lain. Moha yang terkendali digunakan untuk mendorong meningkatkan prestasi karena bangga pada prestasi tahap demi tahap yang sudah dicapai, tanpa perasaan meremehkan orang lain.

6. Matsarya adalah perasaan dengki, cemburu dan irihati melihat keberhasilan orang lain. Seharusnya keberhasilan orang lain menjadi pemikiran bagaimana upaya untuk lebih meningkatkan kemampuan diri agar tercapai hasil yang lebih baik. Cemburu di antara suami-istri yang didasari cinta kasih, bila berlebihan juga akan berdampak negatif.

(bersambung)

Om Santi, Santi, Santi, Om....