Rekan-rekan sedharma Yth.
Om Swastiastu,
Seri yang lalu kita bertanya: Apakah kita ingin bertemu atau lebih jelas lagi: merindukan Hyang Widhi? Atau ingin selalu dekat kepada-Nya? Atau mencintai-Nya? Jawaban yang pasti:
YA SAYA MENCINTAI HYANG WIDHI, SAYA INGIN SELALU DI DEKATNYA, BAHKAN KEMUDIAN HARI BILA SAMPAI WAKTUNYA SAYA INGIN BERTEMU DAN MENYATU DENGAN-NYA.
Itulah jawaban hati nurani manusia. Bahkan sejahat-jahatnya manusia, sebanyak-banyaknya ia berbuat adharma hati nuraninya ingin dekat kepada Hyang Widhi. Manusia yang rasa cintanya kepada Hyang Widhi dipupuk terus menerus sehingga menggetarkan sukma disebut seorang BHAKTA. Namun bila ditanya lebih jauh: KENAPA MANUSIA MENCINTAI HYANG WIDHI? Saya akan mencoba menjawab pertanyaan ini dengan dasar-dasar penciptaan semesta, kutipan Wrhaspati Tattwa:
"Kenyataan tertinggi itu ada dua yaitu dan "
Cetana adalah unsur kesadaran dan Acetana adalah unsur ketidaksadaran. Kedua unsur ini bersifat halus dan menjadi sumber segala yang ada. Cetana itu ada tiga jenis yaitu: Paramasiwa (kesadaran tertinggi), Sadasiwa (kesadaran menengah) dan Siwa (kesadaran terendah). Tinggi rendahnya tingkat kesadaran dipengaruhi oleh MAYA. Paramasiwa sebagai kesadaran (cetana) tertinggi sama sekali tidak terpengaruh maya karena itu disebut sebagai Nirguna Brahman. Ia adalah perwujudan sepi, suci murni, kekal abadi, tanpa aktivitas.
Cetana |
Unsur kesadaran
|
Paramasiwa |
kesadaran tertinggi |
sama sekali tidak terpengaruh maya karena itu disebut sebagai Nirguna Brahman |
Sadasiwa |
kesadaran menengah |
mulai tersentuh maya terpengaruh oleh sakti, guna dan swabawa atau hukum ke Maha Kuasaan Hyang Widhi yang memiliki kekuatan untuk memenuhi segala kehendak-Nya. Oleh karena itu Ia aktif dengan segala ciptaan-ciptaannya. Dalam keadaan begini Ia disebut Sadasiwa atau Saguna Brahman
|
Siwa |
kesadaran terendah |
sangat banyak tersentuh maya menjadi Siwa atau Mayasira. Mayasira kemudian terpecah-pecah tak berbilang jumlahnya, berwujud mahluk-mahluk. Mayasira yang ada dalam mahluk dinamakan ATMA
|
|
Acetana |
Unsur ketidaksadaran |
|
Cetana yang mulai tersentuh maya terpengaruh oleh sakti, guna dan swabawa atau hukum ke Maha Kuasaan Hyang Widhi yang memiliki kekuatan untuk memenuhi segala kehendak-Nya. Oleh karena itu Ia aktif dengan segala ciptaan-ciptaannya. Dalam keadaan begini Ia disebut Sadasiwa atau Saguna Brahman. Selanjutnya cetana yang sangat banyak tersentuh maya menjadi Siwa atau Mayasira. Mayasira kemudian terpecah-pecah tak berbilang jumlahnya, berwujud mahluk-mahluk. Mayasira yang ada dalam mahluk, dinamakan ATMA.
Adanya pengaruh maya dalam atma menyebabkan atma berada dalam lingkaran SORGA - NERAKA - SAMSARA (reinkarnasi) secara berulang-ulang. Atma yang ada di tubuh manusia sangat ingin lepas dari lingkaran samsara, ingin kembali bersatu dengan Paramasiwa. Itulah yang mendorong keinginan manusia dekat/ menyatu dengan Hyang Widhi. Bagaimana caranya atau jalan mana yang harus ditempuh menuju Hyang Widhi? ..............
.jawabannya pada seri berikutnya.
Om Santi, Santi, Santi, Om....
|