A |
Bhagavad-Gita. |
|
Keterangan yang cukup menarik tentang
Catur Warna yang sering dikaburkan dengan kasta dapat
kita lihat dalam kitab Pancamo Weda (Bhagavad-Gita)
yang menjelaskan struktur masyarakat berdasarkan Warna.
Menurut isi dari Bhagavad-Gita ini pembagian masyarakat
menjadi empat kelompok- kelompok yang disebut warna
itu, terjadi karena pengaruh "guna"
yang merupakan unsur pembawaan sejak lahir (bakat).
Dalam hubungan ini dijelaskan sistem warna itu atas
dasar pengertian fisik.
Di dalam bab Karma Kandanya dijelaskan bahwa dunia
aktif (bergerak, bekerja) dan gerak ini disebabkan
oleh guna itu sendiri. Ada tiga macam guna dikemukakan
yaitu
Satwam, |
kebajikan |
Rajah |
keaktifan |
Tamah |
kepasifan, atau masabodoh |
Sifat- sifat ini selanjutnya memberikan
pengaruh lebih luas lagi sehingga menimbulkan warna
dalam kelahiran manusia di dunia. Seseorang yang kelahirannya
diwarnai oleh Guna Satwam akan menampilkan sifat-
sifat kesucian, kebajikan, dan keilmuan. Seseorang
yang diwarnai oleh Guna Rajah akan menampilkan kehidupan
yang penuh kreatif, ingin berkuasa, ingin menonjol.
Berbeda dengan seseorang yang kehidupannya diwarnai
oleh Guna Tamah, akan selalu menampakkan sifat- sifat
malas, bodoh, pasif, lamban dalam segala- galanya.
Ketiga sifat ini terdapat di dalam
setiap tubuh manusia yang lahir dan masing- masing
guna ini berjuang saling mempengaruhi dalam badan
manusia. Bagi mereka yang teguh iman maka Satwam itulah
yang menguasainya, sedangkan Rajah dan Tamah itu akan
diatasi seluruhnya. Sebaliknya kalau Rajah lebih kuat,
maka Tamah dan Satwam itu akan ditundukkannya. Begitu
pula apabila Tamah yang berkuasa, maka Rajah dan Satwam
akan ditundukkannya.
Dengan jalan seperti inilah Bhagavad-Gita
menjelaskan timbulnya garis perbedaan pembawaan seseorang
yang disebut Warna kelahiran dari kecenderungan sifat-
sifat guna itu.
Bhagavad-Gita Bab IV sloka 13: |
Artinya: |
Caturwarnyam maya srishtam
Guna karma wibhagasah..................... |
Catur Warna adalah ciptaan- Ku
Menurut pembagian kwalitas kerja..................... |
|
B |
Bhagawata Purana. |
|
Di dalam Bhagawata Purana
dan Smrti Sarasamuçcaya pasal 63 dengan
tegas dijelaskan bahwa sebenarnya tidak ada suatu
warna kalau tanpa dilihat dari segi perbuatannya.
Dari perbuatan dan sifat- sifat seperti tenang, menguasai
diri sendiri, berpengetahuan suci, tulus hati, tetap
hati, teguh iman kepada Hyang Widhi, jujur adalah
gambaran seseorang yang berwarna Brahmana. Tetapi
orang yang gagah berani, termasyhur, suka memberi
pengampunan, perlindungan maka mereka itulah yang
disebut Ksatrya.
|
C |
Sukra Niti. |
|
Purana Sukra Niti memberi
keterangan bahwa keempat warna itu tidak ditentukan
oleh kelahiran, misalnya dari keluarga Brahmana lalu
lahir anak Brahmana juga, tetapi sifat dan perbuatan
mereka itulah yang menentukan sehingga mereka menjadi
demikian seperti adanya empat warna itu.
|
D |
Wiracarita Mahabarata. |
|
Di sini dijelaskan bahwa sifat- sifat
Brahmana ialah: jujur, suka beramal/ berderma, pemaaf,
pelindung, takwa, cenderung untuk melakukan pertapaan.
Dan dijelaskan pula bahwa kelahiran anak dari seorang
Sudra yang dikatakan mempunyai sifat- sifat seperti
tersebut di atas, mereka bukanlah Sudra tetapi mereka
adalah Brahmana. Tetapi seorang keturunan Brahmana
yang tidak mempunyai sifat- sifat seperti itu, maka
ia sesungguhnya Sudra.
|