|
MENURUT CARA MENJALANKANNYA (PANCA
MARGA YADNYA) |
Panca Marga Yadnya adalah merupakan dasar
yang menunjang pelaksanaan Panca Yadnya.
- Drewya Yadnya.
Adalah suatu korban suci secara ikhlas dengan menggunakan
barang- barang yang dimiliki kepada orang lain pada waktu,
tempat, dan alamat yang tepat, demi kepentingan dan kesejahteraan
bersama, masyarakat, Negara dan Bangsa.
Pada umumnya Drewya Yadnya ini ditujukan kepada:
- Orang sakit.
- Orang yang menuntut ilmu.
- Anak- anak yatim- piatu.
- Para tamu.
- Para Pendeta.
- Keluarga yang menderita karena ditinggal tugas.
Tapa Yadnya.
Yaitu suatu korban suci dengan jalan bertapa, sebagai
jalan peneguhan iman di dalam menghadapi segala jenis
godaan agar memiliki ketahanan di dalam perjuangan hidup
serta menyukseskan suatu cita- cita luhur.
Suatu kegiatan Tapa jika dilatarbelakangi oleh keinginan
untuk menghindarkan diri dari berbagai kewajiban dalam
kehidupan ini, tidak dapat kita katakan sebagai Tapa Yadnya.
Tapa Yadnya justru dilaksanakan demi menegakkan dharma,
sehingga kekuatannya akan menelurkan adanya ketenangan,
ketentraman, serta kebahagiaan, baik bagi pelakunya maupun
bagi masyarakat banyak. Tapa Yadnya termasuk Yadnya yang
sangat berat, akan tetapi sangat mulia dan tinggi nilainya
dari sudut spiritual.
Apabila diyakini pelaksanaannya maka akan dicapai apa
yang disebut "SATYAM EVA JAYATE" yang berarti
hanya kebenaran yang menang pada akhirnya.
Swadyaya Yadnya.
Adalah suatu korban suci yang menggunakan sarana "diri
sendiri" sebagai kurbannya (Sadhana), yang dilaksanakan
dengan tulus ikhlas karena terdorong oleh perasaan kasih
sayang yang sangat mendalam, umpamanya berupa berbagai
jenis organ tubuh, seperti daging, darah, tenaga, pikiran,
mata, jantung, dan sebagainya.
Swadyaya Yadnya dilaksanakan benar- benar demi:
- Rasa cinta kasih yang sejati.
- Rasa tanggung jawab yang sangat besar.
- Panggilan rasa kemanusiaan.
- Rasa bakti karena panggilan jiwa.
Demikian besar pengorbanan yang dituntut bagi pelaksanaan
Swadyaya Yadnya sehingga menjadikan pelakunya sebagai
manusia yang luar biasa. Para anggota ABRI yang berjuang
demi membela Bangsa dan Negara, para penerima hadiah
Nobel untuk perdamaian dan kemanusiaan dapat digolongkan
sebagai pelaksana- pelaksana dari Swadyaya Yadnya.
Yoga Yadnya.
Adalah suatu korban suci dengan cara menghubungkan diri
(menyatukan cipta, rasa, dan karsa) ke hadapan Sang Hyang
Widhi Wasa yang sifatnya sangat mendalam, sehingga si
pelaksana (Yogin) tersebut benar- benar merasakan bersatu
serta manunggal dengan- Nya, mencapai alam kesucian atau
Moksa. Tetapi tidaklah semudah sebagaimana yang telah
diajarkan serta diuraikan di dalam berbagai Sastra Yoga
yang ada, melainkan ada beberapa bekal minimal di dalam
rangka melaksanakan Yoga Yadnya, seperti umpamanya:
- Ilmu pengetahuan tentang berbagai selukbeluk Yoga
(sastra- sastra Yoga mulai dari Yoga Asanas, Hatta
Yoga, Kundalini Yoga, Raja Yoga, dan sebagainya).
- Adanya kesanggupan dan kemampuan serta keberanian
di dalam melaksanakan Yoga Yadnya itu. Keyakinan,
kesanggupan, serta kemampuan melaksanakan "Tri
Kaya Parisudha" yaitu berpikir, berbicara, serta
berbuat suci dan benar.
- Suci lahir dan batin serta mengenal berbagai ilmu
mengenai jalan menuju Moksa. Mengerti serta mengetahui
bagaimana caranya untuk mencapai Moksa.
- Meyakini ajaran Panca Sradha.
Jnana Yadnya.
Jnana Yadnya berarti korban suci yang menyeluruh, yang
berintikan dasar pengetahuan dan kesucian.
Para Maha Resi terdahulu telah sanggup melaksanakan korban
suci Jnana Yadnya ini, karena kesanggupan dan kemampuan
beliau mengolah pikiran dengan ilmu pengetahuan kesuciannya
itu sehingga mampu untuk menerima wahyu dari Sang Hyang
Widhi Wasa, yang dipergunakan oleh umat manusia sebagai
pedoman dalam mengatur kehidupan material dan spiritual
dalam usaha mencapai kebahagiaan di dunia (jagadhita)
dan kedamaian abadi di akhirat (Moksa). Di antara para
Maha Resi Hindu yang telah berhasil di dalam melaksanakan
Jnana Yadnya ini antara lain:
- Bhagawan Abhyasa, sebagai Maha Resi penerima
wahyu yang telah mengkodifikasikan CATUR WEDA (Catur
Weda Sruti).
- Bhagawan Wararuci, sebagai Maha Resi yang
telah menyusun sari pati dari Astha Dasa Parwa (Mahabarata)
diwujudkan dalam kitab Sarasamuçcaya.
- Sang Krishna, Sang Rama Dewa.
Kesemuanya adalah pelaksana Jnana Yadnya yang telah
mencapai kedudukan tertinggi di antara umat manusia
pada jamannya maupun pada jaman- jaman berikutnya sampai
sekarang.
|