|
Piodalan |
Tentang piodalan tingkat nista, madya dan utama, untuk pemerajan
dan kahyangan tiga.
|
Tattwa (falsafah)
Piodalan |
|
|
- Latar belakang yang mendorong adanya upacara piodalan
bersumber kepada ajaran Catur
Marga:
- Bhakti Marga.
- Jnana Marga.
- Karma Marga.
- Raja Yoga Marga.
- Piodalan adalah upacara pemujaan ke hadapan Ida Sang
Hyang Widhi Waça dengan segala manifestasinya lewat
sarana pemerajan, pura, kahyangan, dengan nglinggayang
atau ngerekayang (ngadegang) dalam hari-
hari tertentu.
- Kata piodalan berasal dan kata wedal yang artinya
ke luar, turun atau dilinggakannya dalam hal ini Ida Sang
Hyang Widhi Waça dengan segala manifestasinya menurut
hari yang telah ditetapkan untuk pemerajan, pura, kahyangan
yang bersangkutan. Piodalan disebut juga petirtayan,
petoyan, dan puja wali.
|
Pola Upakara/
Upacara |
|
|
- Upakara/ upacara piodalan berwujud upakara/ upacara
untuk ngerekayang Ida Sang Hyang Widhi Waça
dengan segala manifestasinya dengan itu umat mewujudkan
rasa baktinya.
- Kerangka upakara/ upacara piodalan melambangkan:
- Utama Angga (hulu).
- Madhyama Angga (angga/ sarira).
- Nistama Angga (suku/ delamakan).
- Pelaksanaan upakara/ upacara piodalan nista, madya,
utama, untuk pemerajan dan kahyangan tiga.
- Tata urutan upacara piodalan:
- Nuwur/ nurunang (Utpati).
- Ngadegang/ nyejer (Sthiti).
- Ngeluwurang/ nyimpen (Pralina).
- Susunan/ tingkat upakara/ upacara sesuai dengan
prasaran (tanpa perubahan)
|
Dasar pelaksanaan(Çila
Kramaning) Yadnya |
|
|
Setiap yadnya (upacara agama) hendaknya dilaksanakan dengan
dasar hati yang suci, tulus ikhlas dradha matwang, tiaga dana,
berlandaskan Tri Kaya Parisudha.
|
Peringatan: |
|
|
Setiap upakara/ upacara keagamaan adalah sakral, tidak layak
jika dipergunakan untuk kepentingan lain. |