|
Gong Gede juga termasuk barungan
ageng namun langka, karena hanya ada di beberapa daerah
saja. Gamelan Gong Gede yang terlihat memakai sedikitnya
30 (tigapuluh) macam instrumen berukuran relatif besar (ukuran
bilah, kendang, gong dan cengceng kopyak adalah barung gamelan
yang terbesar yang melibatkan antara 40 (empatpuluh) - 50
(limapuluh) orang pemain. Gamelan yang bersuara agung ini
dipakai untuk memainkan tabuh-tabuh lelambatan klasik
yang cenderung formal namun tetap dinamis, dimainkan untuk
mengiringi upacara-upacara besar di Pura-pura (Dewa
Yadnya), termasuk mengiringi tari upacara seperti Baris,
Topeng, Rejang,
Pendet dan lain-lain.
|
Beberapa upacara besar yang dilaksanakan
oleh kalangan warga puri keturunan raja-raja zaman dahulu
juga diiringi dengan gamelan Gong Gede. Akhir-akhir
ini Gamelan Gong Gede juga ditampilkan sebagai pengiring
upacara formal tertentu yang diselenggarakan oleh pemerintah
daerah dan untuk mengiringi Sendratari.
|
Gong Gede berlaras Pelog lima
nada, dengan patutan atau patet tembang, dengan instrumentasi
yang meliputi (sesuai yang ada di Kintamani dan STSI Denpasar):
|
|
Sesuai dengan fungsinya sebagai pengiring
upacara agama di pura-pura, pengiring tari-tarian upacara
dan pengiring upacara istana, Gong Gede memiliki
sejumlah tabuh-tabuh pategak dan iringan tari. Tabuh-tabuh
pategak yang dimainkan meliputi:
|
|
Semaradana |
|
Jagul |
|
Segara Madu |
|
Lasem |
|
Bandasura |
|
dan lain-lain |
|
|
Sekar Gong Gede yang hingga kini masih
aktif terdapat di desa Batur, Susut, Sulahan (Bangli),
Puri Pemecutan (Denpasar),
Tampaksiring dan Puri Agung Gianyar (Gianyar),
baik SMKI (sekarang SMKN 3 Sukawati) dan STSI Denpasar,
masing-masing juga memiliki satu barung Gong Gede.
|