|
Adalah sebuah drama percintaan yang diangkat
dari cerita Cina. Di Bali cerita ini merupakan lakon yang
sangat populer dalam dramatari Arja
dan Drama Gong.
|
Digambarkan dua sejoli yang bernama
Sampik dan Ingtai berjumpa di kota Anciu (di suatu
sekolah khusus untuk laki-laki). Untuk masuk ke
sekolah ini Ingtai harus menyamar sebagai laki-laki.
Setelah beberapa tahun sampik dan Ingtai berteman
dekat, akhirnya Ingtai memberi tahukan bahwa ia
adalah seorang wanita. Tentu saja hal ini membuat
Sampik jatuh cinta. Keduanya kemudian berjanji untuk
hidup berdua sebagai suami istri dan tetap bersama
sehidup semati.
Pada masa berakhirnya sekolah mereka, keduanya harus
berpisah, pulang ke daerahnya masing-masing. Sebelum
keduanya berpisah, Ingtai memberikan teka-teki,
agar dipecahkan sebelum saat Sampik datang meminang
dirinya. Sayang sekali Sampik tidak segera dapat
menjawabnya, sehingga ia datang terlambat. Ingtai
sudah dijodohkan dengan pemuda kaya raya bernama
Macun. Tidak tahan menahan malu dan kecewa, Sampik
jatuh sakit dan akhirnya menemui ajalnya. Kematian
Sampik membuat Ingtai sedih dan kehilangan. Karena
janji setia yang mereka ucapkan.
Dalam perjalanan menuju ke rumah Macun, Ingtai meminta
ijin untuk bersembahyang di kubur Sampik, yang diakuinya
sebagai seorang temannya. Belum lama Ingtai bersembahyang,
tiba-tiba kuburan Sampik terbuka. Ingtai kemudian
melompat ke dalamnya. Sampik dan Ingtai akhirnya
bersatu di alam keabadian.
|
|
Sendratari yang melibatkan tidak lebih
15 orang penari ini, dengan tokoh utama Sampik, Ingtai
dan Macun serta diiringi dengan gamelan Gong
Kebyar, adalah garapan ASTI Denpasar dengan penata tari
dan tabuhnya I
Wayan Dibia pada tahun 1977. Seluruh koreografi
dan tabuh iringannya digarap di Medan sedangkan pementasan
perdananya dilakukan di Singapura.
|