Para ahli dan pengamat seni di Bali sepakat
bahwa pencipta sendratari pertama adalah I
Wayan Beratha, guru tari dan tabuh pada Konservatori
Karawitan (Kokar) Bali di Denpasar (kemudian berubah SMKI
dan sekarang menjadi SMK Negeri 3 Sukawati).
Pertumbuhan sendratari di Bali, diawali
dengan karya yang menampilkan lakon dari cerita rakyat Bali
- Jayaprana. Beberapa tahun kemudian, muncul sendratari-sendratari
yang melakonkan babad/ sejarah Bali, serta cerita-cerita
rakyat dari luar namun cukup dikenal dikalangan masyarakat
Bali. Kelahiran tarian berlakon atau dramatari modern ini
mendapat sambutan yang cukup hangat dari kalangan masyarakat
luas. Kenyataan ini mendorong I Wayan Beratha untuk
menciptakan sendratari lainnya.
Sendratari kedua yang diciptakannya adalah
Sendratari Ramayana
yang pertama kali dipentaskan pada tahun 1965 pada hari
ulang tahun yang ke V Kokar Bali di Denpasar. Dalam kedua
sendratari ini (Jayaprana
dan Ramayana),
I Wayan Beratha masih tetap konsisten dengan konsepnya
semula, yaitu menyajikan sebuah cerita atau lakon melalui
tari dan karawitan. Walaupun antawacana atau narasi sudah
dimasukkan kedalam kedua sendratari ini, peranan narasi
masih sebatas memberikan penekanan dramatik bagi adegan-adegan
yang terjadi di atas pentas. Disampaikan oleh seorang dalang,
dari luar panggung, antawacana masih bersifat pendukung
yang tidak terlalu dominan. Dominasi antawacana dalam sendratari
Bali mulai tampak kurang sejak pertengahan tahun 1970.
Pada tahun 1978, panitia Festival Gang
Kebyar se Bali mengharuskan setiap wakil dari Kabupaten
se Bali untuk menampilkan sebuah sendratari yang durasinya
tidak lebih dari 60 menit. Ketika itu lahir delapan buah
sendratari pendek dengan jumlah pelaku utamanya antara 10
sampai dengan 15 orang penari. Yang menarik adalah bahwa
dalam semua sendratari yang ditampilkan pada festival ini
peranan dalang nampak dominan, bahkan melebihi dari apa
yang terjadi pada masa-masa sebelumnya.
Berdasarkan jumlah penarinya, sendratari
yang ada di Bali kiranya dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu sendratari kecil (pada umumnya dibawakan oleh 10 sampai
25 orang penari,seperti yang terjadi antara tahun 1960 sampai
1970) dan sendratari kolosal atau besar (pada umumnya melibatkan
antara 50 sampai 150 orang penari, seperti yang terjadi
pada sendratari-sendratari yang ditampilkan dalam arena
PKB).
Berdasarkan sumber lakonnya, sendratari
Bali dapat dibagi kedalam 3 kelompok yaitu Ramayana, Mahabharata,
Babad dan cerita rakyat.
|