Kesenian Bali

DRAMA TARI
Joged

Painting by Krisnamurti

Merupakan tari pergaulan yang sangat populer di Bali, tari ini memiliki pola gerak yang agak bebas, lincah dan dinamis, yang diambil dari Legong maupun Kekebyaran dan dibawakan secara improvisatif. Biasanya dipentaskan pada musim sehabis panen, hari raya, dan hari penting lainnya. Tari joged ini merupakan tarian berpasangan, laki-laki dan perempuan dengan mengundang partisipasi penonton.

Tari Joged mempunyai banyak macam, antara lain:

 

1. Joged Bumbung Tari joged yang diiringi dengan gamelan tingklik bambu berlaras Slendro yang disebut Grantang atau Gamelan Gegrantangan. Tarian ini muncul pada tahun 1946 di Bali Utara dan kini Joged Bumbung dapat dijumpai hampir di semua desa dan merupakan jenis tari joged yang paling populer di Bali.
2. Joged Pingitan Jenis joged yang dalam pementasannya membawakan suatu lakon dan diiringi dengan gamelan tingklik bambu yang berlaras Pelog, yang disebut Gamelan Joged Pingitan. Disebut Joged Pingitan karena di dalam pementasan tarian ini ada bagian-bagian yang dilarang (dipingit) yaitu pengibing hanya bisa menari untuk dapat mengimbangi gerak tari yang ditimbulkan oleh penari joged dan tidak boleh menyentuh penarinya. Repertoir yang biasa dijadikan suatu lakon adalah kisah Prabu Lasem dan di beberapa tempat ada juga yang mengambil cerita Calonarang. Berdasarkan data-data yang ada, joged ini muncul di Bali sekitar tahun 1884. Semula adalah tarian hiburan bagi raja yang konon penari-penarinya adalah para selir.

by I Dewa Putu Bedil
3. Joged Gebyog Jenis tari joged yang diiringi dengan bumbung gebyog yang ritmis berlaras Slendro dan hanya terdapat didaerah Bali bagian barat (daerah Jembrana).
4. Joged Gandrung Merupakan tari pergaulan yang penarinya laki-laki berhias dan berpakaian wanita, serta diiringi dengan seperangkat Gamelan Tingklik yang terbuat dari bambu yang berlaras pelog. Semula penari Gandrung ini lelaki muda usia berparas tampan namun sekarang Gandrung sudah ditarikan oleh penari wanita. Gandrung hanya dapat diketemukan di beberapa desa di Gianyar, Badung dan Denpasar.

Semua tari Joged (kecuali Joged Pingitan yang memakai lakon Calonarang), selalu ada bagian paibing-ibingannya yaitu tarian bermesraan. Diawali dengan penari joged memilih (nyawat) penonton laki-laki yang diajak menari bersama-sama di atas pentas. Sebagai sebuah kesenian rakyat, tari joged diiringi dengan barungan gamelan yang didominir oleh instrumen-instrumen bambu. Di daerah Tista, Tabanan ada sejenis tari Joged yang mendekati Legong Kraton yang disebut Leko, dan di Bongan Gede, Karangasem terdapat tari Joged yang dianggap sakral yang dinamakan Joged Bisama.