|
|
|
|
Di Ketekan Aji berbibit tiga tenah.
Di desa Nyalian sawah Dana berbibit empat tenah. Dan
lagi hasil bumi Duda sampai di Henteran, Macang. Babalan,
itu persembahan Dalem ke hadapan Batara di Pajenengan
Dalem. Lagi persembahan Dalem ke hadapan Batara Pajenengan
hasil tegalan Payasan dan pegunungan Lebih sampai
ke Hengarura, Sukalewih, Pedeng. Galah, Sikuan. Pranasih
dan semua warga desanya yang berjumlah 1515 orang.
Daerah Muncan yaitu : Susut. Yeha, Pejeng, Tampelan
dikenakan gula, atep, ubi-ubian dan buah-buahan. Persembahan
raja ke hadapan I Dewa Ratu Kidul berupa hasil dari
bagi hasil sawah di wilayah desa Selat yang terletak
di Timpas berbibit lima tenah dan bagi hasil di Santen
Bulon, Padatahan, Jalantehep, berbibit dua tenah di
gunung Paseba. Lagi persembahan Dalem ke hadapan Batara
di Pangubengan, Sang Hyang Tirta, I Dewa Bukit Kiwa
Tengen, Pajenengan Dalem. berupa hasil dari bagi hasil
sawah Pagunungan berbibit lima tahil. Persembahan
Dalem untuk upacara ke hadapan Batara Pajenengan Dalem
tetap tidak boleh diubah yaitu hasil dari bagi hasil
sawah Santen Wetan berbibit lima timbang.
|
|
|
|
Persembahan ke hadapan Pajenengan
Dalem ditetapkan berbibit dua tenah. Dan sawah pramaseba
di Santen Kelod berbibit empat timbang. Hasil sawah
Dawa Higa persembahan ke hadapan para Dewa masing-masing
berbibit tiga timbang dan untuk Pajenengan Dalem berbibit
dua timbang. Sawah pramaseba untuk biaya upacara persembahan
ke hadapan I Dewa Wisesa, Ratu Magelung, Pajenengan
Dalem berbibit tiga timbang. Persembahan ke hadapan
I Dewa Atu bagian dari hasil sawah bukti di Pacalayan,
Kemenuh berbibit enam timbang. Dan sawah pramaseba
di Pulo Jelepung berbibit dua timbang. Untuk persembahan
I Dewa Paninjoan Trenggana, sawah Mategeh berbibit
dua timbang. Untuk I Dewa Buncing hasil sawah di Walulang
berbibit satu timbang. Persembahan ke hadapan Batara
Maspahit dengan ketentuan sampai dengan Pajenengan
Dalem, hasil sawah Gumatah berbibit tiga timbang.
|
|
|
|
Lagi ada persembahan Dalem untuk
biaya rangkaian upacara pangodalan di Kehen, di Panggungan
sampai dengan Pajenengan Dalem hasil sawah Pajeg Lalima
berbibit delapan timbang. Dan persembahan ke hadapan
I Dewa Manik Makentel, I Dewa Mas Malilit, terutama
di Sanggar Agung sawah pramaseba di Sukawana berbibit
empat timbang. Persembahan Dalem ke hadapan I Dewa
Dangin Kreteg setiap bulan Nopember (Posya) diselenggarakan
oleh rakyat desa Selat dengan biaya hasil pajak sawah
di Mesan berbibit dua tenah. Laba untuk I Dewa Pangubengan
hasil dari bagi hasil sawah di Pugung berbibit lima
timbang. Tanah laba I Dewa Pasek Baledan termasuk
yang mempunyai kewajiban untuk mengerjakan dan menyelenggarakan
upacara pengodalan I Dewa Bukit. Apabila rusak palinggih
I Dewa Bukit, dikenakan uang 1700 dan beras pilihan
yang berwarna merah sebanyak 50 c3;u. pajak dari tanah
bukti pramaseba berbibit 10 tenah dan pajak tanah
Madesa berbibit 16 tenah dan biaya makan dan minum
semua pekerja.
|
|
|
|
Persembahan raja ke hadapan I Dewa
Atu berupa sawah di desa Macetra yang terletak di
Asni berbibit 2 tenah di Bengkel berbibit 10 tenah.
Persembahan raja ke hadapan I Dewa Rabut Pradah berupa
pajak tanah bukti di Lod Bukit Antap dan tanah pramaseba
berbibit 31/2 tenah. Demikianlah persembahan raja
ke hadapan I Dewa Ratu Kidul hasil tegal dan sawah
di desa Muncan yang terletak di Bebekcabe berbibit
2 tenah Auman wetan berbibit 5 tenah. Dan pesangon
para muda yang berkewajiban membawa umbul-umbul, hasil
sawah di Auman Wetan berbibit 5 tenah, tanah sawah
yang di Teba Kulon berbibit 4 tenah. Biaya untuk bunyi-bunyian
semua pura di Besakih hasil sawah di Pedengdengan
Beten berbibit 10 tenah. Tanah sawah yang di Bukit
Ungguh masing-masing pura mendapat sawah berbibit
1 tenah.
|
|
|
|
Semua penggarap sawah di subak Bukihan
berkewajiban memikul/membawa sesajen dan hasil sawah
untuk keperluan upacara I Dewa Atu di Besakih, hasil
sawah di subak Ubung berbibit 10 tenah sampai kepada
penggarap di subak Kenabedil. Ada lagi persembahan
I Dewa Atu sawah di Kasur Sari dan Duhuring Pangalapan
berbibit 8 tenah. Persembahan raja untuk pembiayaan
upacara di Besakih hasil sawah di Kinang berbibit
21/2 tenah, Tikbatu berbibit 2 tenah, Benyah berbibit
11/2; tenah. Persembahan raja ke hadapan para Dewa
di pura Dewa di pura Batumadeg dan Basukihan hasil
sawah desa Tabola yang terletak di subak Cangga berbibit
10 tenah. Persembahan raja ke hadapan Batara Pajenengan
dan Gunung Agung hasil sawah di desa Klungah di subak
Basukihan berbibit 11 tenah yang dikelola oleh Sedahan
Dalem termasuk sawah-sawah di desa Tangkup yang terletak
di subak Umajero berbibit 4 tenah. Sawah di subak
Bugbugan. Lod Umah, Kubon Kutuh di desa Tohjiwa berbibit
7 tenah.
|
|
|
|
ltulah persembahan raja untuk pura
Dangin Kreteg dan Kiduling Kreteg. Persembahan raja
untuk Pajenengan hasil sawah di subak Kalang berbibit
2 tenah. Persembahan raja ke hadapan I Dewa Rabut
Phala sawah di Batu Agung Jelantik berbibit 4 tenah
dan di Batu Mangecek berbibit 4 tenah Lagi persembahan
raja sawah di desa Tusan yang terletak di subak Jati
Heling berbibit 2 tenah, Ketekan Aji berbibit 3 tenah.
Termasuk untuk jamuan. Di desa Nyalian terletak di
subak Dana berbibit 4 tenah untuk biaya Batara Turun
Kabeh di Penataran Agung dan biaya makan para pengiring.
Desa Muncan, Susut, Yeha, Pejeng, Tampelan diwajibkan
mempersembahkan: gula, atep, umbi-umbian dan buah-buahan.
|
|
|
|
Hasil dari Duda sampai Henteran,
Macang, Babalang dan hasil tegal Payasan, pegunungan
Lebih serta anggota masyarakatnya merupakan persembahan
raja ke hadapan Batara Pajenengan Dalem. Sukalewih,
Pedeng, Galah, Sikuan, Pranasih semua itu berjumlah
1515 merupakan abdi Batara. Ini patut diingatkan pangodalan
I Dewa Mas Malekah pada hari Kamis Wage wuku Sungsang
dengan sesajen seperti berikut; kreti sedandanan,
guru panggung winangun urip, bawi ji ampin beserta
cacahan agung, iwak wawo, serta lis thiti masa, genap
serantasan serta gending. Dan lagi upacaranya pada
hari yang sama seperti yang sudah-sudah dengan upakara;
pisang kembang jati, guling belibis (itik) sedandanan,
cacaya berdaging babi, beserta sesayut, 5 pajeg, sesayut
pangodalan 7 pajeg. Demikian upakara upacara persembahan
raja ke hadapan I Dewa Mas Malekah. Persembahan ini
juga diikuti oleh orang-orang sekitar Besakih terus
sampai ke Temukus. Peristiwa ini supaya tetap dilaksanakan
dan ditaati di bawah pimpinan Sedahan Dalem di Besakih.
|
|
|
|
Demikian pula persembahan raja berupa
hasil sawah milik raja yang terletak di Bungaya supaya
langsung dibawa ke Gunung Agung (Besakih) berbibit
5 tenah dan patut diingat dan harus sampai pada upacara
odalan dua kali dalam setahun. Masyarakat Tenganan
berkewajiban membayar upeti dari hasil tanah sawah
dan tegalan sesuai dengan perhitungan luas tanah dan
kain geringsing. Persembahan raja ini supaya diterima
oleh Panyarikan Dalem sebagai persembahan ke hadapan
I Dewa Pusering Rat, Batara Wisnu, Batara Brahma,
Batara Surya, Batara Wulan, I Dewa Manik Angkeran,
I Dewa Tulus Dewa, Ini persembahan raja yang patut
dihormati dan ditaati. Sedahan Dalem bernama I Prejo
hendaknya ingat akan kewajiban mengamankan dan mengatur
persembahan raja di sebelah barat Besakih sampai ke
sebelah utara di kaki Gunung Agung sampai pesisir,
batas baratnya sampai di Pangootan. Ini merupakan
persembahan raja kepada pura-pura di Besakih berupa
kacang-kacangan dan buah-buahan. Hal ini supaya diingat
oleh Ki Prejo untuk selama lamanya. Ong Mastu Bhyonamah.
Ini kesimpulan raja sebagai perwujudan ketulusan hati
ke hadapan para Dewa.
|
|
|
|
Kamis Pon wuku Wayang hari kedelapan
paruh bulan terang September, saya Arya Kapakisan
raja Bali mulai menetapkan ketentuan tentang pura
Besakih setelah bermusyawarah dengan Arya Kanuruhan,
Kenceng, Dalancang, Belog, Waringin. Sira Wang Bang
mendukung keputusan raja dan akan bakti ikut serta
memelihara bangunan suci persemayaman I Dewa Bangun
Sakti, Manik Mas, persemayaman Sang Ananta Boga yang
bernama Padma Sapta Bumi serta pesuciannya di Sindhu
Tunggang. Persemayaman Batara Sapta Akasa atau Sang
Naga Basukih berupa meru bertingkat 7 di pura Pengubengan
dan di sana ada mata air yang disebut Tirta Amerta
Urip. Persemayaman I Dewa Rabut Phala di pura Kiduling
Kreteg meru bertingkat 11, juga disebut persemayaman
Batara Brahma. Persemayaman I Dewa Wisesa Selemadeg
/ Batara Wisnu meru bertingkat 11. Persemayaman I
Dewa Wisesa / Batara Raditya meru bertingkat 11. Persemayaman
I Dewa Maospahit / Batara Candra meru bertingkat 11.
|
|
|
|
Persemayaman Batara Siwa Nyatur Muka
/ Batara Guru meru bertingkat 11. Batara Guru menunggal
dengan Batara Bukit dan Batara yang menguasai dunia.
Ini yang dipuja dan disembah oleh raja sampai dengan
persemayaman Sang Taksaka/Batara Kwera yang disebut
Luhuring Akasa sebagai penjaga kestabilan dunia. Stana
I Dewa Manik Makentel / Batara Rabut Sedana meru bertingkat
11. Stana I Dewa Basa manifestasi Sang Hyang Tapapita
yang menciptakan tempat suci dan air suci dunia, meru
bertingkat 9. Dan demikian ini lagi kewajiban raja
ke hadapan para Dewa untuk seterusnya supaya memelihara
dan memperbaiki semua pura dan Taman-tamannya serta
'upacaranya tanpa kecuali semua mengikuti raja berdatang
sembah terutama orang-orang yang mendapat kedudukan
Pangeran, para pendeta dan balian. Piagam ini patut
dipegang dan ditaati teguh-teguh. Dalam pelaksanaannya
mempergunakan hasil; tegalan dan sawah di desa-desa
yang menjadi laba pura Besakih.
|
|
|
|
Ini persembahan raja Bali untuk Batara
di Penataran Agung diterima oleh Sedahan Ler yang
bernama Ki Prejo dan supaya disimpan di Penataran
serta dibuatkan bangunan suci tempat membuat sesajen
persembahan raja Bali. Termasuk juga Ki Panyuruhan
yang berkedudukan di Selat yang bertugas memegang
hasil laba pura Besakih dan harus menyetornya dua
kali, setiap enam bulan yaitu setiap hari Jumat Kliwon
Sungsang dan Minggu Wage Wayang. Upacara yang diselenggarakan
oleh Wang Bang yang merupakan awal persembahan raja
Bali pada bulan Juli. Masyarakat desa di sebelah timur
sungai Telagadwaja patut mempersembahkan beras putih
beserta buah-buahan sesuai dengan ketentuan yang telah
diwajibkan supaya dibawa bersama-sama diserahkan kepada
Sedahan Ler untuk upacara Batara di Gunung Agung /
Besakih pada bulan Agustus. Anglurah Mangku di Besakih
berkewajiban menyelenggarakan upacara persembahyangan
di pura Gelap dengan kurban kerbau hitam dan sesajen
secukupnya. Pada bulan September raja Bali bersama
Panyarikan dan para pendeta berkewajiban menyelenggarakan
kurban kerbau hitam dan sesajen secukupnya persembahan
ke hadapan I Dewa Penyarikan.
|
|
|
|
Pada bulan Oktober (Kartika) Anglurah
Agung bersama warga Pasek menyelenggarakan kurban
kerbau hitam beserta sesajen secukupnya dan gelar
sanga yang dipersembahkan ke hadapan I Dewa Pasek.
Pada bulan Nopember (Margasira) raja dan masyarakat
di sebelah barat sungai Jinah menyelenggarakan kurban
kerbau hitam ke hadapan Batara di pura Batumadeg.
Pada bulan Desember (Posya) raja Bali berkewajiban
menyelenggarakan upacara kurban kerbau hitam dan sesajen
secukupnya bersama masyarakat di wilayah Liladnyana
supaya mempersembahkan buah-buahan dan umbi-umbian
untuk upakara persembahan ke hadapan Batara di Besakih.
Semua area Dewa disucikan ke pantai/mata air pada
bulan mati (tilem) Desember (Posya). Raja Bali juga
menyelenggarakan upacara odalan di pura Dalem Puri
dengan sesajen sesayut agung, sajen secukupnya dan
babi seharga satu ampin sesuai dengan ketentuan upacara
Batari Durga (Batara Kidul). Pada bulan Januari (Magha)
raja Bali berkewajiban menyelenggarakan upacara odalan
di pura Besakih dengan sesajen secukupnya dan babi
seharga 900 kepeng serta sajen perlengkapannya.
|
|
|
|
Pada bulan Pebruari (Palguna) hendaknya
masyarakat Besakih menyelenggarakan upacara dengan
sesajen secukupnya dipersembahkan ke hadapan Dewa
Panghulu. Pada bulan Maret (Cetra) seluruh masyarakat
desa Besakih di setiap banjar ngusaba membuat sesajen
nasi takil sebagai persembahan ke hadapan Dewa di
Balai Panggungan dan nasi cacahan secukupnya winangun
urip. Pada bulan April (Watseka) hendaknya Pemangku
bersama raja mengiring arca Dewa malasti ke pantai
Klotok dengan sesajen beralaskan kulit kerbau yos
brana serta dimeriahkan oleh seluruh masyarakat Bali.
Ki Sedahan supaya mengingatkan persembahan masing-masing
desa yang menjadi kewajibannya. Ki Sedahan Ler menimbang
pajak bukti yang akan dipergunakan upakara persembahan
ke hadapan I Dewa Bukit Tengen. Ki Sedahan Geriana
mempersembahkan upacara ke hadapan I Dewa Bukit Kiwa.
Ki Sedahan Pesaren mempersembahkan upacara odalan
ke hadapan I Dewa Ratu Magelung dengan sajen, suci
petak, busana selengkapnya, Komara Ghana Komara Sidhi.
|
|
|
|
Ki Sedahan Ler mendapat bukti 220
timbang, Ki Sedahan Pesaren 100 timbang, Ki Sedahan
Geriana 100 timbang, Ki Sedahan Badung yang menyelenggarakan
upacara pangodal I Dewa Wasesa mendapat 100 timbang,
hasil sawah yang terletak di Kondur Kodok di sebelah
barat Sewaka, Pidikan, Rarempe. Ki Pasiwer di Duda
menyelenggarakan upacara odalan I Dewa Maospahit dan
Pajenengan Dalem. Biaya upacaranya hasil sawah dan
pegunungan Geriana seharga 550 ditambah dengan hasil
tegalan Tutuban. Penyelenggaraannya dua kali dalam
7 bulan yaitu pada hari Sabtu Kliwon wuku Sungsang
di Pajenengan Dalem dan pada hari Kamis Wage wuku
Sungsang untuk I Dewa Maospahit. Ini harus diterimakan
kepada Sedahan Dalem. Ki Sedahan Bancingah memegang
sawah bukti yang terletak di Bunteh berbibit 2 tenah.
Ia wajib menyerahkan beras 100 timbang untuk biaya
upacara persembahan ke hadapan I Dewa Manik Makentel.
|
|
|
|
Ki Sedahan Tastasan memegang sawah
bukti 2 tenah yang terletak di Mesan. Ia wajib menyerahkan
beras 100 timbang untuk upacara persembahan ke hadapan
I Dewa Bukit Rabut Phala. Semua hasil laba pura diterimakan
kepada Ki Prejo dan Ki Sedahan Jero Ler. Kewajiban
yang patut dipenuhi oleh Ki Pasek Kembawon dan Pasek
Nengah yang dipercayakan untuk memimpin daerah pegunungan
yaitu: desa Sukalewih, Gunung Galah, Sikuan, Pranasuka.
Desa Sukalewih dikenakan uang 2000 kepeng. Gunung
Galah 1000 kepeng. Rarisitem dan masyarakat desa Tuminghal
dikenakan pajak berupa uang 4000 kepeng, desa Sikuan
700 kepeng. Pranasuka 500 kepeng. supaya dikumpulkan
oleh Pasek Sitem dan lanjut menyerahkan kepada Sedahan
Dalem ditambah bawang putih 1200 biji. Desa Sikuan
700 biji, desa Pranasuka dikenakan bawang merah 8
ikat, desa Sukalewih juga dikenakan kulit melinjo
seberat uang kepeng 10.000.
|
|
|
|
Di samping itu juga diwajibkan membantu
dan menjaga pura Besakih terutama sekali sebagai tenaga
kerja di pura Besakih. Ini milik Delta tidak boleh
dimiliki sendiri. Ini peleburan segala bencana dan
malapetaka dengan sesajen: tumpeng 1 buah berlauk
terasi merah, bawang jahe. beras 1 takaran (1 kulak),
benang 1 tukal, uang kepeng 225, segau, tepung tawar.
Lis dari daun kelapa muda. Menteranya: Oh Sang Kala
Purwa, Sang Kala Sakti, Sang Kala Braja, Sang Kala
Ngulaleng, Sang Kala Tamba Petra. Sang Kala Suksma,
jangan sembarangan menyusup merasuki. Jangan sembarangan
mengganggu, ini hidangan santapanmu tumpeng dan terasi
beserta bawang jahe, makanlah! Setelah itu silakan
pergi! Bila kurang suguhan ini, pergilah ke Pasar
Agung, ini uang 225 kepeng, benang 1 tukal. pergunakan
untuk berbelanja di Pasar Agung. Berikan anak dan
istrimu serta cucu, jangan kemari lagi, marilah bersama
saling menjaga dan semoga sama-sama berhasil. Sajen
ini hendaknya lengkap.
|
|
|
|
Ini penebusan para Pemangku yang
sudah suci. Perincian kurbannya: ayam 5 ekor, babi
guling 1, tulung urip. itik 2 ekor, Us 2, anjing bang
bungkem, uang 500 kepeng, kain seperangkat, penek
gurih, untek 16 buah, peras putih kuning, pisang kembang,
pisang jati dan perlengkapan kurban secukupnya. Kurban
yang di halaman berupa: angsa dan kepala sapi yang
dibuat dari tepung 3 warna (merah, putih, hitam).
Tata cara mencampur kurban / caru seperti yang sudah-sudah.
Sesuai tingkatannya. kecil (nista), sedang (madya),
besar (utama) dari kurban menurut kemampuan atau kehendak.
Ini upacara penebusan kepada semua yang menyebabkan
bencana: Kurban yang disebut Eka Dasa Rudra yaitu
kurban untuk semua Bhuta Kala di Bali. Kurban/caru
di desa-desa terdiri dari ; tulung banyaknya 11, panyeneng,
uang 200 kepeng, benang 1 tukal, peras ing tapi, kumaligi,
isuh-isuh, tepung tawar, kumba agung banyaknya 9,
beserta tempatnya dan diisi dengan air kelapa muda
(ririhan) jayanti jayamandala, sirih dan pinang, buah-buahan.
|
|
|
|
Maksudnya untuk menghilangkan bahaya
dan bencana desa serta yang memimpinnya. Ingatkan
membuat sanggar tawang seperti yang sudah-sudah. Ini
kurban Manca Balikrama. Menjadi kewajiban dan tanggungjawab
raja. Dilaksanakan setiap pergantian bilangan puluhan
tahun Saka di Penataran Agung Besakih. Sesudah di
Pura Besakih, di Bancingah Agung. Kalau tidak demikian
di Pasar Agung. Setelah dilaksanakan terlebih dahulu
di desa-desa dengan kurban yang kecil (nista), sedang
(madya) dan besar (utama). Kurban utama di halaman
terdiri dari: harimau, menjangan, banteng, kidang,
bagukan. kera hitam, kerbau merah. kerbau hitam, kambing,
angsa, belibis (itik liar), ayam. Pada halaman dibuat
gambar Yama Raja. Yang utama binatang berkaki empat
belang pada lehernya disesuaikan dengan nilai penjuru
bumi. Semua itu dagingnya dicincang dijadikan lauk-pauk
dan kulitnya direntangkan, dijadikan dua tamas berisi
lauk daging yang dicincang, lauk karangan yang lengkap
1, sate calon masing-masing 45, sate kambing 40, sate
dan adonan itik ayam masing-masing 20 sesuai dengan
yang sudah-sudah. Posadi sebanyak 9 buah, sesuai dengan
warna dan neptu (nilai).
|
|
|
|
Kumaligi. jangan sakawali, balung
gegending (tulang lutut kaki belakang), sate sahuyung.
calon sahuyung dalam panai, tumpeng 2 buah, ayam wiring
(berbulu merah) dipanggang, bunga, kera hitam, nasi
tamasan injin (beras hitam). Kurban/caru di bawah
(sor): ikan sungai binatang sawah yang masih hidup,
ayam hitam sumalulung winangun urip, nasi merah dan
putih, sate calon ditempatkan sesuai dengan warna,
sengkowi di kiri kanan 2, macan beserta sate 27, menjangan
beserta sate 111.sajen di bawah Yama Raja pabangkit
banyaknya 1, pajeg manca warna (lima warna). Mapanyeneng
sesuai dengan warna, ayam 5, buda, mapagu, berisi
tumpeng dengan lauk sate calon masing-masing 1, berisi
sampian naga sari, sirih, uang 25 kepeng, masing-masing
berisi cau renteng sesuai dengan warna, terutama urab
bang dan urab putih beserta sesantun sesuai dengan
neptu, bayang-bayang kerbau merah, hitam yang dipolakan
seperti hidup, berisi sengkowi 2, nasi tumpeng dari
beras hitam/injin, beralaskan daun biah (sejenis talas).
nasi berwarna beralaskan daun talujungan, panggungan
5 berumbai-rumbai sesuai dengan warna, jawung-jawung
berbentuk senjata,
|
|
|
|
sanggah cucuk banyaknya 5, berubag-abig,
sesuai dengan warna. Andudu, peji, pohon pisang yang
berbuah beserta jantungnya. tebu, pinang setandan,
sirih sagulung, nira sebrerong. arak dan berem masing-masing
setempurung kelapa, tegen-tegenan umbi-umbian dan
buah-buahan, tongkat pemukul dari kayu canging. Kelima
panggungan itu masing-masing berisi pabangkit satu
dandanan dan gelar sanga sesuai dengan tempat/bumi
diisi uang 1700 kepeng dan perlengkapannya secukupnya,
peras. benang setukal, uang 227, daging kumaligi,
beras terkenal di sebelas desa, 11 macam air, uang
100, benang setukal. Bersanggar tawang berpetak tiga,
bersajen suci, catur berisi lingga ditempatkan di
Sanggar Tawang empat dandanan, guling itik 4, lada
beserta catur 3 buah. saput catur sebanyak 4 kuub.
|
|
|
|
|