Lontar Raja Purana
 
 
Halaman 11a Kembali ke atas

Di Ketekan Aji berbibit tiga tenah. Di desa Nyalian sawah Dana berbibit empat tenah. Dan lagi hasil bumi Duda sampai di Henteran, Macang. Babalan, itu persembahan Dalem ke hadapan Batara di Pajenengan Dalem. Lagi persembahan Dalem ke hadapan Batara Pajenengan hasil tegalan Payasan dan pegunungan Lebih sampai ke Hengarura, Sukalewih, Pedeng. Galah, Sikuan. Pranasih dan semua warga desanya yang berjumlah 1515 orang. Daerah Muncan yaitu : Susut. Yeha, Pejeng, Tampelan dikenakan gula, atep, ubi-ubian dan buah-buahan. Persembahan raja ke hadapan I Dewa Ratu Kidul berupa hasil dari bagi hasil sawah di wilayah desa Selat yang terletak di Timpas berbibit lima tenah dan bagi hasil di Santen Bulon, Padatahan, Jalantehep, berbibit dua tenah di gunung Paseba. Lagi persembahan Dalem ke hadapan Batara di Pangubengan, Sang Hyang Tirta, I Dewa Bukit Kiwa Tengen, Pajenengan Dalem. berupa hasil dari bagi hasil sawah Pagunungan berbibit lima tahil. Persembahan Dalem untuk upacara ke hadapan Batara Pajenengan Dalem tetap tidak boleh diubah yaitu hasil dari bagi hasil sawah Santen Wetan berbibit lima timbang.

 
Halaman 11b Kembali ke atas

Persembahan ke hadapan Pajenengan Dalem ditetapkan berbibit dua tenah. Dan sawah pramaseba di Santen Kelod berbibit empat timbang. Hasil sawah Dawa Higa persembahan ke hadapan para Dewa masing-masing berbibit tiga timbang dan untuk Pajenengan Dalem berbibit dua timbang. Sawah pramaseba untuk biaya upacara persembahan ke hadapan I Dewa Wisesa, Ratu Magelung, Pajenengan Dalem berbibit tiga timbang. Persembahan ke hadapan I Dewa Atu bagian dari hasil sawah bukti di Pacalayan, Kemenuh berbibit enam timbang. Dan sawah pramaseba di Pulo Jelepung berbibit dua timbang. Untuk persembahan I Dewa Paninjoan Trenggana, sawah Mategeh berbibit dua timbang. Untuk I Dewa Buncing hasil sawah di Walulang berbibit satu timbang. Persembahan ke hadapan Batara Maspahit dengan ketentuan sampai dengan Pajenengan Dalem, hasil sawah Gumatah berbibit tiga timbang.

 
Halaman 12a Kembali ke atas

Lagi ada persembahan Dalem untuk biaya rangkaian upacara pangodalan di Kehen, di Panggungan sampai dengan Pajenengan Dalem hasil sawah Pajeg Lalima berbibit delapan timbang. Dan persembahan ke hadapan I Dewa Manik Makentel, I Dewa Mas Malilit, terutama di Sanggar Agung sawah pramaseba di Sukawana berbibit empat timbang. Persembahan Dalem ke hadapan I Dewa Dangin Kreteg setiap bulan Nopember (Posya) diselenggarakan oleh rakyat desa Selat dengan biaya hasil pajak sawah di Mesan berbibit dua tenah. Laba untuk I Dewa Pangubengan hasil dari bagi hasil sawah di Pugung berbibit lima timbang. Tanah laba I Dewa Pasek Baledan termasuk yang mempunyai kewajiban untuk mengerjakan dan menyelenggarakan upacara pengodalan I Dewa Bukit. Apabila rusak palinggih I Dewa Bukit, dikenakan uang 1700 dan beras pilihan yang berwarna merah sebanyak 50 c3;u. pajak dari tanah bukti pramaseba berbibit 10 tenah dan pajak tanah Madesa berbibit 16 tenah dan biaya makan dan minum semua pekerja.

 
Halaman 12b Kembali ke atas

Persembahan raja ke hadapan I Dewa Atu berupa sawah di desa Macetra yang terletak di Asni berbibit 2 tenah di Bengkel berbibit 10 tenah. Persembahan raja ke hadapan I Dewa Rabut Pradah berupa pajak tanah bukti di Lod Bukit Antap dan tanah pramaseba berbibit 31/2 tenah. Demikianlah persembahan raja ke hadapan I Dewa Ratu Kidul hasil tegal dan sawah di desa Muncan yang terletak di Bebekcabe berbibit 2 tenah Auman wetan berbibit 5 tenah. Dan pesangon para muda yang berkewajiban membawa umbul-umbul, hasil sawah di Auman Wetan berbibit 5 tenah, tanah sawah yang di Teba Kulon berbibit 4 tenah. Biaya untuk bunyi-bunyian semua pura di Besakih hasil sawah di Pedengdengan Beten berbibit 10 tenah. Tanah sawah yang di Bukit Ungguh masing-masing pura mendapat sawah berbibit 1 tenah.

 
Halaman 13a Kembali ke atas

Semua penggarap sawah di subak Bukihan berkewajiban memikul/membawa sesajen dan hasil sawah untuk keperluan upacara I Dewa Atu di Besakih, hasil sawah di subak Ubung berbibit 10 tenah sampai kepada penggarap di subak Kenabedil. Ada lagi persembahan I Dewa Atu sawah di Kasur Sari dan Duhuring Pangalapan berbibit 8 tenah. Persembahan raja untuk pembiayaan upacara di Besakih hasil sawah di Kinang berbibit 21/2 tenah, Tikbatu berbibit 2 tenah, Benyah berbibit 11/2; tenah. Persembahan raja ke hadapan para Dewa di pura Dewa di pura Batumadeg dan Basukihan hasil sawah desa Tabola yang terletak di subak Cangga berbibit 10 tenah. Persembahan raja ke hadapan Batara Pajenengan dan Gunung Agung hasil sawah di desa Klungah di subak Basukihan berbibit 11 tenah yang dikelola oleh Sedahan Dalem termasuk sawah-sawah di desa Tangkup yang terletak di subak Umajero berbibit 4 tenah. Sawah di subak Bugbugan. Lod Umah, Kubon Kutuh di desa Tohjiwa berbibit 7 tenah.

 
Halaman 13b Kembali ke atas

ltulah persembahan raja untuk pura Dangin Kreteg dan Kiduling Kreteg. Persembahan raja untuk Pajenengan hasil sawah di subak Kalang berbibit 2 tenah. Persembahan raja ke hadapan I Dewa Rabut Phala sawah di Batu Agung Jelantik berbibit 4 tenah dan di Batu Mangecek berbibit 4 tenah Lagi persembahan raja sawah di desa Tusan yang terletak di subak Jati Heling berbibit 2 tenah, Ketekan Aji berbibit 3 tenah. Termasuk untuk jamuan. Di desa Nyalian terletak di subak Dana berbibit 4 tenah untuk biaya Batara Turun Kabeh di Penataran Agung dan biaya makan para pengiring. Desa Muncan, Susut, Yeha, Pejeng, Tampelan diwajibkan mempersembahkan: gula, atep, umbi-umbian dan buah-buahan.

 
Halaman 14a Kembali ke atas

Hasil dari Duda sampai Henteran, Macang, Babalang dan hasil tegal Payasan, pegunungan Lebih serta anggota masyarakatnya merupakan persembahan raja ke hadapan Batara Pajenengan Dalem. Sukalewih, Pedeng, Galah, Sikuan, Pranasih semua itu berjumlah 1515 merupakan abdi Batara. Ini patut diingatkan pangodalan I Dewa Mas Malekah pada hari Kamis Wage wuku Sungsang dengan sesajen seperti berikut; kreti sedandanan, guru panggung winangun urip, bawi ji ampin beserta cacahan agung, iwak wawo, serta lis thiti masa, genap serantasan serta gending. Dan lagi upacaranya pada hari yang sama seperti yang sudah-sudah dengan upakara; pisang kembang jati, guling belibis (itik) sedandanan, cacaya berdaging babi, beserta sesayut, 5 pajeg, sesayut pangodalan 7 pajeg. Demikian upakara upacara persembahan raja ke hadapan I Dewa Mas Malekah. Persembahan ini juga diikuti oleh orang-orang sekitar Besakih terus sampai ke Temukus. Peristiwa ini supaya tetap dilaksanakan dan ditaati di bawah pimpinan Sedahan Dalem di Besakih.

 
Halaman 14b Kembali ke atas

Demikian pula persembahan raja berupa hasil sawah milik raja yang terletak di Bungaya supaya langsung dibawa ke Gunung Agung (Besakih) berbibit 5 tenah dan patut diingat dan harus sampai pada upacara odalan dua kali dalam setahun. Masyarakat Tenganan berkewajiban membayar upeti dari hasil tanah sawah dan tegalan sesuai dengan perhitungan luas tanah dan kain geringsing. Persembahan raja ini supaya diterima oleh Panyarikan Dalem sebagai persembahan ke hadapan I Dewa Pusering Rat, Batara Wisnu, Batara Brahma, Batara Surya, Batara Wulan, I Dewa Manik Angkeran, I Dewa Tulus Dewa, Ini persembahan raja yang patut dihormati dan ditaati. Sedahan Dalem bernama I Prejo hendaknya ingat akan kewajiban mengamankan dan mengatur persembahan raja di sebelah barat Besakih sampai ke sebelah utara di kaki Gunung Agung sampai pesisir, batas baratnya sampai di Pangootan. Ini merupakan persembahan raja kepada pura-pura di Besakih berupa kacang-kacangan dan buah-buahan. Hal ini supaya diingat oleh Ki Prejo untuk selama lamanya. Ong Mastu Bhyonamah. Ini kesimpulan raja sebagai perwujudan ketulusan hati ke hadapan para Dewa.

 
Halaman 15a Kembali ke atas

Kamis Pon wuku Wayang hari kedelapan paruh bulan terang September, saya Arya Kapakisan raja Bali mulai menetapkan ketentuan tentang pura Besakih setelah bermusyawarah dengan Arya Kanuruhan, Kenceng, Dalancang, Belog, Waringin. Sira Wang Bang mendukung keputusan raja dan akan bakti ikut serta memelihara bangunan suci persemayaman I Dewa Bangun Sakti, Manik Mas, persemayaman Sang Ananta Boga yang bernama Padma Sapta Bumi serta pesuciannya di Sindhu Tunggang. Persemayaman Batara Sapta Akasa atau Sang Naga Basukih berupa meru bertingkat 7 di pura Pengubengan dan di sana ada mata air yang disebut Tirta Amerta Urip. Persemayaman I Dewa Rabut Phala di pura Kiduling Kreteg meru bertingkat 11, juga disebut persemayaman Batara Brahma. Persemayaman I Dewa Wisesa Selemadeg / Batara Wisnu meru bertingkat 11. Persemayaman I Dewa Wisesa / Batara Raditya meru bertingkat 11. Persemayaman I Dewa Maospahit / Batara Candra meru bertingkat 11.

 
Halaman 15b Kembali ke atas

Persemayaman Batara Siwa Nyatur Muka / Batara Guru meru bertingkat 11. Batara Guru menunggal dengan Batara Bukit dan Batara yang menguasai dunia. Ini yang dipuja dan disembah oleh raja sampai dengan persemayaman Sang Taksaka/Batara Kwera yang disebut Luhuring Akasa sebagai penjaga kestabilan dunia. Stana I Dewa Manik Makentel / Batara Rabut Sedana meru bertingkat 11. Stana I Dewa Basa manifestasi Sang Hyang Tapapita yang menciptakan tempat suci dan air suci dunia, meru bertingkat 9. Dan demikian ini lagi kewajiban raja ke hadapan para Dewa untuk seterusnya supaya memelihara dan memperbaiki semua pura dan Taman-tamannya serta 'upacaranya tanpa kecuali semua mengikuti raja berdatang sembah terutama orang-orang yang mendapat kedudukan Pangeran, para pendeta dan balian. Piagam ini patut dipegang dan ditaati teguh-teguh. Dalam pelaksanaannya mempergunakan hasil; tegalan dan sawah di desa-desa yang menjadi laba pura Besakih.

 
Halaman 16a Kembali ke atas

Ini persembahan raja Bali untuk Batara di Penataran Agung diterima oleh Sedahan Ler yang bernama Ki Prejo dan supaya disimpan di Penataran serta dibuatkan bangunan suci tempat membuat sesajen persembahan raja Bali. Termasuk juga Ki Panyuruhan yang berkedudukan di Selat yang bertugas memegang hasil laba pura Besakih dan harus menyetornya dua kali, setiap enam bulan yaitu setiap hari Jumat Kliwon Sungsang dan Minggu Wage Wayang. Upacara yang diselenggarakan oleh Wang Bang yang merupakan awal persembahan raja Bali pada bulan Juli. Masyarakat desa di sebelah timur sungai Telagadwaja patut mempersembahkan beras putih beserta buah-buahan sesuai dengan ketentuan yang telah diwajibkan supaya dibawa bersama-sama diserahkan kepada Sedahan Ler untuk upacara Batara di Gunung Agung / Besakih pada bulan Agustus. Anglurah Mangku di Besakih berkewajiban menyelenggarakan upacara persembahyangan di pura Gelap dengan kurban kerbau hitam dan sesajen secukupnya. Pada bulan September raja Bali bersama Panyarikan dan para pendeta berkewajiban menyelenggarakan kurban kerbau hitam dan sesajen secukupnya persembahan ke hadapan I Dewa Penyarikan.

 
Halaman 16b Kembali ke atas

Pada bulan Oktober (Kartika) Anglurah Agung bersama warga Pasek menyelenggarakan kurban kerbau hitam beserta sesajen secukupnya dan gelar sanga yang dipersembahkan ke hadapan I Dewa Pasek. Pada bulan Nopember (Margasira) raja dan masyarakat di sebelah barat sungai Jinah menyelenggarakan kurban kerbau hitam ke hadapan Batara di pura Batumadeg. Pada bulan Desember (Posya) raja Bali berkewajiban menyelenggarakan upacara kurban kerbau hitam dan sesajen secukupnya bersama masyarakat di wilayah Liladnyana supaya mempersembahkan buah-buahan dan umbi-umbian untuk upakara persembahan ke hadapan Batara di Besakih. Semua area Dewa disucikan ke pantai/mata air pada bulan mati (tilem) Desember (Posya). Raja Bali juga menyelenggarakan upacara odalan di pura Dalem Puri dengan sesajen sesayut agung, sajen secukupnya dan babi seharga satu ampin sesuai dengan ketentuan upacara Batari Durga (Batara Kidul). Pada bulan Januari (Magha) raja Bali berkewajiban menyelenggarakan upacara odalan di pura Besakih dengan sesajen secukupnya dan babi seharga 900 kepeng serta sajen perlengkapannya.

 
Halaman 17a Kembali ke atas

Pada bulan Pebruari (Palguna) hendaknya masyarakat Besakih menyelenggarakan upacara dengan sesajen secukupnya dipersembahkan ke hadapan Dewa Panghulu. Pada bulan Maret (Cetra) seluruh masyarakat desa Besakih di setiap banjar ngusaba membuat sesajen nasi takil sebagai persembahan ke hadapan Dewa di Balai Panggungan dan nasi cacahan secukupnya winangun urip. Pada bulan April (Watseka) hendaknya Pemangku bersama raja mengiring arca Dewa malasti ke pantai Klotok dengan sesajen beralaskan kulit kerbau yos brana serta dimeriahkan oleh seluruh masyarakat Bali. Ki Sedahan supaya mengingatkan persembahan masing-masing desa yang menjadi kewajibannya. Ki Sedahan Ler menimbang pajak bukti yang akan dipergunakan upakara persembahan ke hadapan I Dewa Bukit Tengen. Ki Sedahan Geriana mempersembahkan upacara ke hadapan I Dewa Bukit Kiwa. Ki Sedahan Pesaren mempersembahkan upacara odalan ke hadapan I Dewa Ratu Magelung dengan sajen, suci petak, busana selengkapnya, Komara Ghana Komara Sidhi.

 
Halaman 17b Kembali ke atas

Ki Sedahan Ler mendapat bukti 220 timbang, Ki Sedahan Pesaren 100 timbang, Ki Sedahan Geriana 100 timbang, Ki Sedahan Badung yang menyelenggarakan upacara pangodal I Dewa Wasesa mendapat 100 timbang, hasil sawah yang terletak di Kondur Kodok di sebelah barat Sewaka, Pidikan, Rarempe. Ki Pasiwer di Duda menyelenggarakan upacara odalan I Dewa Maospahit dan Pajenengan Dalem. Biaya upacaranya hasil sawah dan pegunungan Geriana seharga 550 ditambah dengan hasil tegalan Tutuban. Penyelenggaraannya dua kali dalam 7 bulan yaitu pada hari Sabtu Kliwon wuku Sungsang di Pajenengan Dalem dan pada hari Kamis Wage wuku Sungsang untuk I Dewa Maospahit. Ini harus diterimakan kepada Sedahan Dalem. Ki Sedahan Bancingah memegang sawah bukti yang terletak di Bunteh berbibit 2 tenah. Ia wajib menyerahkan beras 100 timbang untuk biaya upacara persembahan ke hadapan I Dewa Manik Makentel.

 
Halaman 18a Kembali ke atas

Ki Sedahan Tastasan memegang sawah bukti 2 tenah yang terletak di Mesan. Ia wajib menyerahkan beras 100 timbang untuk upacara persembahan ke hadapan I Dewa Bukit Rabut Phala. Semua hasil laba pura diterimakan kepada Ki Prejo dan Ki Sedahan Jero Ler. Kewajiban yang patut dipenuhi oleh Ki Pasek Kembawon dan Pasek Nengah yang dipercayakan untuk memimpin daerah pegunungan yaitu: desa Sukalewih, Gunung Galah, Sikuan, Pranasuka. Desa Sukalewih dikenakan uang 2000 kepeng. Gunung Galah 1000 kepeng. Rarisitem dan masyarakat desa Tuminghal dikenakan pajak berupa uang 4000 kepeng, desa Sikuan 700 kepeng. Pranasuka 500 kepeng. supaya dikumpulkan oleh Pasek Sitem dan lanjut menyerahkan kepada Sedahan Dalem ditambah bawang putih 1200 biji. Desa Sikuan 700 biji, desa Pranasuka dikenakan bawang merah 8 ikat, desa Sukalewih juga dikenakan kulit melinjo seberat uang kepeng 10.000.

 
Halaman 18b Kembali ke atas

Di samping itu juga diwajibkan membantu dan menjaga pura Besakih terutama sekali sebagai tenaga kerja di pura Besakih. Ini milik Delta tidak boleh dimiliki sendiri. Ini peleburan segala bencana dan malapetaka dengan sesajen: tumpeng 1 buah berlauk terasi merah, bawang jahe. beras 1 takaran (1 kulak), benang 1 tukal, uang kepeng 225, segau, tepung tawar. Lis dari daun kelapa muda. Menteranya: Oh Sang Kala Purwa, Sang Kala Sakti, Sang Kala Braja, Sang Kala Ngulaleng, Sang Kala Tamba Petra. Sang Kala Suksma, jangan sembarangan menyusup merasuki. Jangan sembarangan mengganggu, ini hidangan santapanmu tumpeng dan terasi beserta bawang jahe, makanlah! Setelah itu silakan pergi! Bila kurang suguhan ini, pergilah ke Pasar Agung, ini uang 225 kepeng, benang 1 tukal. pergunakan untuk berbelanja di Pasar Agung. Berikan anak dan istrimu serta cucu, jangan kemari lagi, marilah bersama saling menjaga dan semoga sama-sama berhasil. Sajen ini hendaknya lengkap.

 
Halaman 19a Kembali ke atas

Ini penebusan para Pemangku yang sudah suci. Perincian kurbannya: ayam 5 ekor, babi guling 1, tulung urip. itik 2 ekor, Us 2, anjing bang bungkem, uang 500 kepeng, kain seperangkat, penek gurih, untek 16 buah, peras putih kuning, pisang kembang, pisang jati dan perlengkapan kurban secukupnya. Kurban yang di halaman berupa: angsa dan kepala sapi yang dibuat dari tepung 3 warna (merah, putih, hitam). Tata cara mencampur kurban / caru seperti yang sudah-sudah. Sesuai tingkatannya. kecil (nista), sedang (madya), besar (utama) dari kurban menurut kemampuan atau kehendak. Ini upacara penebusan kepada semua yang menyebabkan bencana: Kurban yang disebut Eka Dasa Rudra yaitu kurban untuk semua Bhuta Kala di Bali. Kurban/caru di desa-desa terdiri dari ; tulung banyaknya 11, panyeneng, uang 200 kepeng, benang 1 tukal, peras ing tapi, kumaligi, isuh-isuh, tepung tawar, kumba agung banyaknya 9, beserta tempatnya dan diisi dengan air kelapa muda (ririhan) jayanti jayamandala, sirih dan pinang, buah-buahan.

 
Halaman 19b Kembali ke atas

Maksudnya untuk menghilangkan bahaya dan bencana desa serta yang memimpinnya. Ingatkan membuat sanggar tawang seperti yang sudah-sudah. Ini kurban Manca Balikrama. Menjadi kewajiban dan tanggungjawab raja. Dilaksanakan setiap pergantian bilangan puluhan tahun Saka di Penataran Agung Besakih. Sesudah di Pura Besakih, di Bancingah Agung. Kalau tidak demikian di Pasar Agung. Setelah dilaksanakan terlebih dahulu di desa-desa dengan kurban yang kecil (nista), sedang (madya) dan besar (utama). Kurban utama di halaman terdiri dari: harimau, menjangan, banteng, kidang, bagukan. kera hitam, kerbau merah. kerbau hitam, kambing, angsa, belibis (itik liar), ayam. Pada halaman dibuat gambar Yama Raja. Yang utama binatang berkaki empat belang pada lehernya disesuaikan dengan nilai penjuru bumi. Semua itu dagingnya dicincang dijadikan lauk-pauk dan kulitnya direntangkan, dijadikan dua tamas berisi lauk daging yang dicincang, lauk karangan yang lengkap 1, sate calon masing-masing 45, sate kambing 40, sate dan adonan itik ayam masing-masing 20 sesuai dengan yang sudah-sudah. Posadi sebanyak 9 buah, sesuai dengan warna dan neptu (nilai).

 
Halaman 20a Kembali ke atas

Kumaligi. jangan sakawali, balung gegending (tulang lutut kaki belakang), sate sahuyung. calon sahuyung dalam panai, tumpeng 2 buah, ayam wiring (berbulu merah) dipanggang, bunga, kera hitam, nasi tamasan injin (beras hitam). Kurban/caru di bawah (sor): ikan sungai binatang sawah yang masih hidup, ayam hitam sumalulung winangun urip, nasi merah dan putih, sate calon ditempatkan sesuai dengan warna, sengkowi di kiri kanan 2, macan beserta sate 27, menjangan beserta sate 111.sajen di bawah Yama Raja pabangkit banyaknya 1, pajeg manca warna (lima warna). Mapanyeneng sesuai dengan warna, ayam 5, buda, mapagu, berisi tumpeng dengan lauk sate calon masing-masing 1, berisi sampian naga sari, sirih, uang 25 kepeng, masing-masing berisi cau renteng sesuai dengan warna, terutama urab bang dan urab putih beserta sesantun sesuai dengan neptu, bayang-bayang kerbau merah, hitam yang dipolakan seperti hidup, berisi sengkowi 2, nasi tumpeng dari beras hitam/injin, beralaskan daun biah (sejenis talas). nasi berwarna beralaskan daun talujungan, panggungan 5 berumbai-rumbai sesuai dengan warna, jawung-jawung berbentuk senjata,

 
Halaman 20b Kembali ke atas

sanggah cucuk banyaknya 5, berubag-abig, sesuai dengan warna. Andudu, peji, pohon pisang yang berbuah beserta jantungnya. tebu, pinang setandan, sirih sagulung, nira sebrerong. arak dan berem masing-masing setempurung kelapa, tegen-tegenan umbi-umbian dan buah-buahan, tongkat pemukul dari kayu canging. Kelima panggungan itu masing-masing berisi pabangkit satu dandanan dan gelar sanga sesuai dengan tempat/bumi diisi uang 1700 kepeng dan perlengkapannya secukupnya, peras. benang setukal, uang 227, daging kumaligi, beras terkenal di sebelas desa, 11 macam air, uang 100, benang setukal. Bersanggar tawang berpetak tiga, bersajen suci, catur berisi lingga ditempatkan di Sanggar Tawang empat dandanan, guling itik 4, lada beserta catur 3 buah. saput catur sebanyak 4 kuub.