|
Om Swastyastu,
Kami angayubagya dan gembira sekali, bahwa di
awal Millenium III Januari 2000 ini, Krama Desa
Adat bersama para Sesepuh, Pangelingsir, dan
para Prajuru Desa Adat Kedewatan, telah dapat
menyelesaikan pemugaran Pura Dalem Swargan,
dengan sepatutnya. Setelah pelaksanaan pemugaran
Pura Dalem Swargan sepatutnya, sesuai dengan
petunjuk dan tuntunan sastra-sastra agama, agar
seluruh jajar kamiri bangunan palinggih Pura
Dalem Swargan itu dapat berfungsi utuh selaku
Parhyangan dan tempat suci, lalu dilanjutkan
dengan melaksanakan persembahan dan pemujaan
Karya Agung Mamungkah, Pamelaspas, Pangenteg
Linggih, Tawur, Mapedanan mwang Panyegjeg Bhumi.
Usaha pangupahayu ngarerantun Pura Dalem Swargan
seperti itu, tidak mungkin dilaksanakan, walau
pun mungkin ada dana yang mendukung, tanpa didukung
oleh sikap dan perilaku yang ingkup dalam persatuan
dan kesatuan, seluruh Krama Desa Adat dan para
fungsionaris Desa Adat Kedewatan. Dalam usaha
semakin menumbuh kembangkan sikap dan perilaku
persatuan dan kesatuan, saat melaksanakan pangupahayu
parhyangan sepatutnya di Desa Adat masing-masing,
iklim yang baik ini perlu semakin dihayati,
sehingga setiap gerak dan langkah yang dilakukan
akan menjadi rahayu. Rahayu sakala dan niskala,
sehingga situasi dan kondisi hidup dan kehidupan
santa jagathita betul-betul terwujud, tercapai
dan dapat dinikmati bersama.
Eksistensi Desa Adat Kedewatan dan Pura Dalem
Swargan, di mana dilaksanakan persembahan dan
pemujaan yajna pada hari subhadiwasa ini, tidak
dapat dipisahkan dari perjalanan suci dharmayatra
dan tirthayatra Maharsi Markandhya diiringkan
Wong Aga-nya, dari Desa Aga, di kaki Gunung
Raung Jawa Timur, setelah kesah dari Desa Damalung
yang berlokasi di kaki perbukitan Damalung,
di kawasan pegunungan Dieng (Adi Hyang). Perjalanan
suci dharmayatra dan tirthayatra di sekitar
Gunung Lebah dan Campuhan Tukad Yeh Wos Kiwa
- Tengen, setelah berhasil mendapatkan kerahayon,
karena telah melakukan persembahan dan pemujaan
kehadapan Ida Bhatara Tolangkir di Gunung Agung
dan menanam Pancadatu di kawasan Basukian, lokasi
Pura Basukihan sekarang. Setelah melakukan yoga
samadhi di kawasan Gunung Lebah dan Campuhan
Tukad Yeh Wos Kiwa -Tengen, sebelum melanjutkan
perjalanan suci ke Bhumi Sarwada atau Desa Adat
Taro sekarang, di sekitar kawasan Gunung Lebah,
setelah mendirikan Pura Gunung Lebah dengan
tata upacaranya, banyak dibangun Desa-desa dengan
beberapa palebahan puranya. Seperti Pura Payogan
di Desa Adat Payogan, Pura Dalem Murwa, Pura
dengan Bale Agung yang panjang di Tangkup, di
Desa Adat Payangan dan juga Desa Adat Kedewatan
dengan Pura Dalem Swargan-nya.
Dalam usaha meningkatkan sradha dan bhakti pada
era sekarang, banyak di antara Krama Desa Adat
yang tumbuh dan berkembang yang dirintis pada
zamannya oleh Maharsi Markandhya bersama pengiring
Wong Aga-nya, memugar parhyangan (pura-puranya),
yang dilanjutkan dengan persembahan dan pemujaan
tata upacara, sehingga pura-pura yang telah
selesai dipugar itu, menjadi utuh berfungsi
dan berkedudukan untuk memuja dan ngarcana Widhi
dalam berbagai wujud prabhawa dan istadewata-Nya.
Seperti halnya Krama Desa Adat Kedewatan, sekarang
ini.
Lebih dari pada itu, dalam kerangka persembahan
dan pemujaan Karya Mamungkah, Ngenteg Linggih,
Tawur, Mapedanan mwang Panyegjeg Bhumi, juga
diterbitkan buku kecil yang sederhana, selaku
media untuk mengetahui sekelumit asal-usul Desa
Adat Kedewatan dan Pura Dalem Swargan, menurut
sumber beberapa riptaprasasti. Sehingga dapat
dipandang untuk melengkapi yajna yang dipersembahkan
di Pura Dalem Swargan oleh Krama Desa Adat Kedewatan.
Penerbitan buku kecil ini, juga dikandung maksud
sebagai Ulem-ulem Karya Pamungkah Agung dengan
segenap aed (rangkaiannya), yang juga tak terpisahkan
dari unsur sebagai persembahan yajna dalam wujud
ilmu pengetahuan, walaupun mungkin dalam serba
kekurangan dan keterbatasannya. Tetapi diakui
atau tidak, dia tetap merupakan usaha maparo
dharma, yang merupakan anantadana, dalam aed
(rangkaian) persembahan dan pemujaan Karya Mamungkah
Agung, Ngenteg Linggih, Tawur, Mapedanan mwang
Panyegjeg Bhumi, di Pura Dalem Swargan, Desa
Adat Kedewatan.
Demikian selanjutnya harapan kami, semoga buku
kecil ini dapat memberikan informasi awal, tentang
eksistensi Desa Adat Kedewatan dan Pura Dalem
Swargan, yang merupakan salah satu Desa Adat
yang berlokasi di sekitar kawasan Gunung Lebah
dengan Pura Gunung Lebah, dan pecampuhan Tukad
Yeh Wos Kiwa - Tengen yang memiliki mana dan
kekuatan spiritual, sejak diketemukan oleh Maharsi
Markandhya bersama pengiring Wong Aga-nya, sejak
dulu hingga sekarang ini.
Om Shanti, Shanti, Shanti
Om,...
Om Ano Bhadrah Kratawo Yantu
Wiswatah,
(Semoga pikiran yang baik datang dari segala
penjuru)
Puri Ubud, Wuku Kuningan, Paro
Terang
9 Januari 2000
Pangelingsir Puri Agung Ubud
(Tjokorda Gde Agung Suyasa)
|