Yang dimaksud dengan aksara legena, ialah aksara Bali yang belum
dapat pangangge suara, yaitu berupa tedung, pepet, ulu, suku,
taling, taling tedung. Perlu kami tambahkan bahwa aksara Bali legena,
sebenarnya sudah mengandung sandangan suara a hrasua (huruf
syllabic = huruf suku kata)
Aksara legena yang terletak pada akhir kata ditulis dengan a
walaupun suaranya e (pepet), misalnya:
TULISAN
DISALIN
BUKAN
bapa
bape
amaha
amahe
jemakina
jemakine
Aksara legena pada awalan: ka, ma, maka,
kuma, para dan lain sebagainya ditulis dengan a,
misalnya:
TULISAN
DISALIN
BUKAN
katulis
ketulis
majalan
mejalan
makasisia
makesisia
kumanyama
kumenyama
Aksara legena yang bersuara (a) pada suku awal kata dasar
bersuku tiga ditulis dengan e, misalnya
TULISAN
DISALIN
BUKAN
segara
sagara
panegara
panagara / penegara
Dui purwa juga ditulis dengan e misalnya:
TULISAN
DISALIN
BUKAN
tetajen
tatajen
matetulupan
matatulupan
Juga tambahan awal yang lain (kata depan) yang bersuara legena,
ditulis dengan a, misalnya: