Bahasa Bali yang sekarang sebenarnya
adalah merupakan bahasa campuran di antara Bahasa Bali-Kuna dengan Bahasa
Jawa-Kuna, Sanskerta, Belanda, Inggris, Tionghoa, Arab, Portugis, Tamil
dan bahasa-bahasa asing lainnya. Yang banyak di antaranya mempengaruhi
ialah Bahasa Jawa Kuna dan Sanskerta. Dengan mengingat banyaknya kata-kata
atau istilah-istilah yang diambil untuk memperkaya Bahasa Indonesia,
maka secara langsung maupun tidak langsung Bahasa Bali juga turut menyumbangkan
istilah-istilah terhadap bahasa kesatuan kita, yaitu Bahasa Indonesia.
Lebih lanjut kalau kita ingin mengetahui fungsi Bahasa Daerah Bali,
jelas kita lihat pada rencana Pendidikan (kurikulum) Bahasa Bali, hasil
kerja panitia Penyusun Kurikulum tanggal 9 s/d 12 Desember 1970 di Bedugul,
yang di antaranya dinyatakan, bahwa:
|
Bahasa Bali adalah bahasa ibu
sebagai media untuk membentuk manusia Pancasila. |
|
Bahasa Bali adalah sebagai bahasa
pengantar dalam pergaulan masyarakat Bali. |
|
Bahasa Bali sebagai pendukung
agama dan kebudayaan daerah Bali. |
|
Bahasa Bali sebagai salah satu
Bahasa Daerah yang memberikan pupuk pembinaan yang penting bagi
kemajuan Bahasa Indonesia. |
Dengan demikian jelaslah, bahwa
Bahasa Daerah Bali masih perlu dibina, dipupuk dan dikembangkan, lebih-lebih
kalau mengingat jumlah lontar-lontar yang kita warisi cukup bermutu
tinggi baik berupa puisi maupun prosa. Oleh karena itulah Pemerintah
Daerah Bali masih tetap berusaha ,untuk membina terus perkembangan Bahasa
Bali, dengan harapan sekurang-kurangnya kita masih dapat menyelami isi
lontar-lontar yang telah ada.
|