Salah satu syarat dari pada Kekawin ialah guru lagu. Untuk dapat
menunjang syarat guru lagu itu penulisannya harus benar terutama
mengenai bentuk hrasua (= pendek) dan dirga (= panjang). Walaupun
begitu ternyata dalam kekawin- kekawin masih terdapat penyimpangan-penyimpangan
tulisan Bali. Dalam hal ini guru lagu yang memegang peranan, pasang
aksaranya diubah:
 |
Kalimat ini diambil dari Bhàratayuddha, bait pertama
baris ketiga dengan wirama Wirät mata kriḍa
dengan guru lagu sebagai tersebut di atas. |
 |
Perhatikan tulisan: mäti dan nagara.
Pasangannya semuanya salah, tetapi karena kepentingan guru
lagu lalu dipaksakan. Yang benar pasangannya, ialah mati
(tanpa tanda dirga) dan nägara (berisi tanda dirga). |