Menurut sejarah aksara Bali, kita mengambil aksara
dari huruf Jawa, sedangkan huruf Jawa mengambil dari huruf Palawa/
Dewanegari, hanya bentuknya setara evolusi sudah berubah sehingga
kita dapati bentuk aksara sebagai sekarang ini.
Adapun jumlah aksara Jawa yang diserap menjadi
aksara Bali hanya 18 buah,
yaitu: ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, ma, ga, ba,
nga, pa, ja, ya, nya. Sedangkan aksara Jawa (carakan) banyaknya
20 buah, yaitu lebih: ţa latik dan ḍa
madu.
Kalau kita perhatikan lambang abjad Bali ini
sebenarnya sudah mengandung sandangan suara a. Aksara yang
demikian disebut aksara silabik. Perlu diketahui bahwa
penulisan vokal dalam bahasa Bali telah diganti dengan ha,
hi, hu, he, ho, he (pepet). Huruf h itu sebenarnya
bukan vokal, melainkan wisarga h yang merupakan konsonan
dalam tulisan Bali atau Bali Latin.
Dengan mengingat jumlah abjad ini agak terbatas,
sedangkan bahasa itu terus berkembang terutama bahasa Jawa Kuna
atau Sanskerta, maka mau tak mau kita terseret untuk turut mengikuti
abjad Jawa Kuna itu yang berasal dari abjad Dewanegari.
|