|
Berdasarkan karakternya, pura dapat dibagi
menjadi empat jenis yaitu:
|
|
|
Pura Kahyangan jagat tergolong pura untuk
umum, sebagai tempat pemujaan Ida Sang Hyang Widi Wasa - Tuhan
Yang Maha Esa dalam segala prabhawa-Nya atau manifestasi-Nya.
Sedangkan Pura Dang Kahyangan dibangun untuk menghormati
jasa-jasa pandita (guru suci). Pura Dang Kahyangan dikelompokkan
berdasarkan sejarah. Di mana, pura yang dikenal sebagai tempat
pemujaan di masa kerajaan di Bali, dimasukkan ke dalam kelompok
Pura Dang Kahyangan Jagat. Keberadaan Pura Dang Kahyangan tidak
bisa dilepaskan dari ajaran Rsi Rena dalam agama Hindu.
Pura Dang Kahyangan adalah pura-pura besar yang berkaitan dengan
dharma-yatra Dhang Guru terutama Dhang Hyang Dwijendra termasuk
dalam Kahyangan Jagat dan juga pura-pura kerajaan yang pernah
ada.
|
|
|
Pura-pura yang disungsung oleh desa adat berupa Kahyangan
Tiga yaitu tiga buah pura yang melingkupi desa ialah Pura
Desa atau Bale Agung sebagai tempat pemujaan Tuhan dalam prabhawa-Nya
sebagai pencipta yaitu Brahma, Pura Puseh sebagai tempat pemujaan
Tuhan dalan manifestasi-Nya sebagai pemelihara yaitu Wisnu dan
Pura Dalem sebagai tempat pemujaan Tuhan dalam manifestasi-Nya
sebagai pelebur yaitu Çiwa.
|
|
|
Pura pura ini dikelompokkan berdasarkan
fungsinya sehingga sering disebut pura fungsional. Pemuja dari
pura-pura ini disatukan oleh kesamaan di dalam kekaryaan atau
di dalam mata pencaharian seperti; untuk para pedagang adalah
Pura Melanting, para petani dengan Pura Subak, Pura Ulunsuwi,
Pura Bedugul, dan Pura Uluncarik. Masih banyak lagi seperti di
hotel hotel, perkantoran pemerintah maupun swasta. |
|
|
Pura ini sudah bersifat spesifik di mana
para pemujanya ditentukan oleh asal usul keturunan atau wit dari
orang tersebut. Termasuk ke dalam kategori ini adalah; Sanggah-Pemerajan,
Pratiwi, Paibon, Panti, Dadia atau Dalem Dadia, Penataran Dadia,
Pedharman dan sejenisnya. |
|
|
Informasi tentang pura yang didapat oleh kelian dalam beberapa
waktu menjadi pemulung di jagat maya. Ada yang lengkap, ada yang
cuma selayang pandang, namun sangat informatif dan mengasikkan
untuk dibaca. Penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan
kepada pemilik wacana, semoga keberadaan semua pura tetap lestari.
|
|
|
Kumpulan catatan perjalanan spiritual metirtayatra ke beberapa
pura, agar dapat menjadi pedoman para semeton yang berniat tangkil
ke pura yang sama. |
|
|
Umumnya, yang kita sebut dengan jagat, sesuai
dengan pengertian leluhur kita adalah Bali. Padahal kini kebanyakan
dari kita berpandangan jagat adalah dunia, bahkan ada yang langsung
berasumsi bahwa jagat adalah kawasan semesta, lengkap dengan seluruh
konstelasi bintang, nebula, komet sampai lubang hitam.
Marilah kita mulai berpikir lebih luas. Bayangkan
bahwa Kahyangan Jagat dalam Hindu tentu mencakup pura Mandara
Giri Semeru Agung di Senduro, Pura Luhur Poten di Bromo, Pura
Jagatkerta Gunung Salak di Tamansari, bahkan Pura Payogan Agung
Kutai di Kalimantan. Mungkin tidak lama lagi kita akan punya pura
Kahyangan Jagat di tiap benua, bahkan mungkin di antartika. Sebenarnya
leluhur kita juga sudah berpikir ke arah sana, karena itu Beliau
tidak menamai konsep mereka dengan Kahyangan Bali atau Kahyangan
Jawa atau lainnya. Kita inilah yang harus terus mengembangkan
diri baik dari sisi sekala mau pun niskala.
Donny Harimurti - Kelian Babadbali.com |
|