|
Okokan adalah instrumen semacam
bel berukuran raksasa yang dibuat dari kayu yang dijadikan
alat komunikasi oleh kelompok masyarakat di desa-desa terpencil.
Instrumen yang sama, namun dengan ukuran yang lebih kecil
disebut kroncongan yang biasa dipasang di atas pohon
untuk mengusir binatang--binatang perusak tanaman kelapa,
sebagai kalung ternak (sapi maupun kerbau).
|
|
Atas prakarsa masyarakat Baturiti (kabupaten Tabanan)
dan Tegalalang (Kabupaten Gianyar)
di mana terdapat cukup banyak instrumen okokan, alat-alat
bunyi ini ditata menjadi sebuah barungan yang disebut Okokan
atau Grumbungan.
Ada sedikitnya 30 buah okokan dalam
barungan ini. Ada sejumlah pemain yang memainkan sebuah
okokan secara lepas-lepas dan ada pula setiap dua
orang merangkai 2 alat menjadi satu unit yang diusung oleh
dua orang. Penabuh yang sekaligus pengusung mengambil posisi
dibelakang okokan dan membunyikannya dengan cara
mengocoknya. Selain okokan dalam barungan ini juga dimasukkan
dua buah kendang, 1 buah
kajar dan sejumlah instrumen
pukul lainnya. Musik yang ditimbulkan barungan berukuran
besar ini sangat ritmis dan bersuasana magis. Sejak permulaan
Pekan Kesenian Bali, Okokan selalu ditampilkan dalam
acara pawai pembukaan pada pesta budaya tahunan ini.
|