|
Drama Klasik pada dasarnya adalah suatu
bentuk seni drama yang menyajikan lakon-lakon klasik terutama
dari kisah pewayangan. Berbeda dengan yang terjadi dalam
Drama Gong, dalam Drama
Klasik faktor iringan tidak begitu mengikat dan dalam banyak
hal gamelan dimainkan sekedar hanya sebagai ilustrasi yang
berfungsi sebagai pengisi kekosongan ketika terjadi peralihan
adegan. Pemusik tidak ditampilkan di pentas melainkan disembunyikan
dibalik layar. Lakon dan dialog - dialog dalam Drama Klasik
dituangkan kedalam sebuah skenario yang disusun oleh seorang
sutradara. Di dalam membawakan lakon, para pemain berakting
secara realistis dengan dialog berbahasa Indonesia gaya
sandiwara atau bahasa Bali, dengan mengenakan busana yang
dirancang mendekati busana pewayangan.
Seni drama modern ini diciptakan oleh seorang tokoh drama
asal Badung, Ida
Bagus Anom Ranuara, melalui sanggar teater yang dipimpinnya
yaitu Sanggar Mini Badung.
Kreasi ini muncul menjelang akhir tahun 1970 yang kehadirannya
banyak didorong oleh TVRI Denpasar. Penampilan Drama Klasik
karya Anom Ranuara sebagian besar melalui tayangan layar
kaca. Satu aspek penting yang membedakan drama ini dengan
Drama Gong adalah tidak adanya peran Punakawan untuk menterjemahkan
dialog para pemeran utama. Set dekorasi dan properti panggung
yang realistis menjadi salah satu kekuatan dari Drama Klasik
ini. Disamping itu durasi pementasan dari Drama Klasik relatif
singkat yaitu sekitar 2 jam, dibandingkan dengan Drama Gong
yang bisa dipentaskan semalam suntuk.
|
|