|
|
|
|
|
Ya Tuhan semoga tiada rintangan. Beginilah akibat kematian yang timbul bagi orang sakit, sembilan hari tenggang waktunya, sembilan bulan lamanya, sembilan tahun lamanya pada bulan Sakara kematiannya. Bila pada sakara datangnya sakit, delapan hari tenggang waktunya, delapan bulan lamanya, delapan tahun lamanya, pada bulan Wiyanyana kematiannya. Bila Wiyanyana datangnya sakit, lima hari tenggang waktunya, lima bulan lamanya, enam tahun lamanya pada Namarupa kematiannya. Bila pada Sadayatama datangnya sakit, lima hari tenggang waktunya, lima bulan lamanya, lima tahun lamanya, pada Sparsa kematiannya. Bila pada waktu Sparsa datangnya sakit, enam hari tenggang waktunya, lima hari lamanya, delapn tahun lamanya, pada Wedana kematiannya. Bila pada Wedana datangnya sakit, dua hari tenggang waktunya, sepuluh hari lamanya, dua bulan lamanya, delapan bulan lamanya, delapan tahun lamanya
|
|
|
|
pada Tresna kematiannya, bila Tresna datangnya sakit, sepuluh hari tenggang waktunya, tiga bulan lamanya, empat bulan lamanya, delapan tahun lamanya, pada Upadana kematiannya, bila pada Upadana datangnya sakit, sembilan hari tenggang waktunya, dua bulan lamanya, sembilan tahun batas waktunya, pada Sparsa kematiannya. Bila pada Bhawa datangnya sakit, satu hari lamanya, delapan bulan lamanya, sembilan tahun batas waktunya, pada Jati kematiannya. Bila pada Jati datangnya sakit, lima hari lamanya, sembilan bulan lamanya, sepuluh tahun batas watunya pada Janamerana kematiannya. Bila pada Janamerana datangnya sakit, dua hari lamanya, sembilan bulan lamanya, pada Awidya kematiannya. Ini disebut dengan Prathithi Samut Pada , pada bulan ke-6, disebut Awidya , pada bulan ke-5 disebut Janamerana , Pada bulan ke-4 disebut Jati, pada bulan ke-3 disebut Bhawa , pada bulan ke-2 disebut Upadana , pada bulan ke-1 disebut Tresna , Saddha disebut Wedana . Bulan Destha
|
|
|
|
disebut Sparsa , bulan ke-10, disebut Sadayatana , bulan ke-9 disebut Namarupa , bulan ke-8 disebut Wiyanyana , bulan ke-7 disebut Sakara disesuaikan pada bulan terang hari pertama. Ini adalah akibat pengaruh prathithi , sebagai berikut, bila menuju bulan terang pada hari, 1, 8, 15, 8, 9, 1. Bila menuju bulan mati pada hari, 3, 13, 4, 15, gerakannya kebelakang. Bhawa, Upadana, Tresna, Wedana, Sparsa, Sadayatana, Namarupa, Wiyanyana, Sakara, Awidya yang tersebut diatas dan bedaknya. Pada hari minggu penyakit pandangan hampa yang timbul, disebut Samaya lake Kabuyutan , bedaknya, bunga waluh tekta , akar paspasan , pangkal kasa, beras putih, bawang, digiling sampai lembut, dan lumuri. Hari senen, datangnya sakit, aliran darah tak lancar dia sakit akibat janji, kena kutukan , bedaknya, air kasimbukan, akar ilalang,
|
|
|
|
akar glagah, bawang dan adas, minum. Selasa, datangnya sakit, tenaganya lemah tidak bisa tidur, bedaknya bunga paspasan masukkan ke dalan air, tetesi matanya, Rabu, datangnya sakit, periksa dengan cermat tenaganya, badannya lemah lesu, bedaknya daun pule yang telah tua, daun maja, serbuk cendana, sembur tengkuknya, Kamis datangnya sakit, napasnya tidak normal, kuping mendengung, bedaknya, air buah pinang, air bawang, tetesi matanya. Jumat datangnya sakit, denyut nadi terasa panas, otot berdenyut, kesemutan, disebut antu ile , bedaknya daun calilingan , kapulaga, inggu, kemangi, bawang, air jeruk, urut si sakit, bedaknya sampar wantu , dagisekal , irisan kulit jeruk, air jeruk, Sabtu, datangnya sakit, hendaknya melakukan upacara Upadana Pitre , telinga bersuara dan selalu keluar air disebut Samaya Pati , berikutnya
|
|
|
|
hendaknya dilakukan upacara nyegjeg tuwuh , bedaknya, bunga wari merah, bunga uwu, beras merah, sembur tengkuknya. Berikutnya upacaranya, nasi merah, ikannya, udang bakar, dan buah-buahan, buat sasayut, ditaruh di depan si sakit, kemudian dilakukan penghormatan oleh si sakit, haturkan upacara itu dan menyentuh kuping kiri. Pada hari Umanis datangnya sakit selalu datang setiap tahun, dan menderita sakit hati. Pada hari Paing , datangnya sakit, Bhatara Wredi Suklilap , perilaku dan upacaranya, dan tempat sucinya rusak, si sakit dikuasai oleh setan. Upacaranya, asu bang bungkem , diolah selengkapnya dan diwujudkan kembali, dan nasi merah, ayam merah dipanggang dibuat sasayut dan haturkan pada hari Pwon . Pada hari Wage datangnya sakit, Bhatara Arerebu , menikmati kesejahteraan dunia, Pada hari Kaliwon datangnya sakit, peringatan
|
|
|
|
dari leluhurnya, dan Bhatara Manca Mrana , luka dalam pikirannya tak sehat, upacaranya, nasi lima warna ikannya serba lima, dilakukan di atas balai, tatebasan ayam brumbun, dibakar setengah matang, buah-buahan dibuat sasayut, taruh diatas si sakit, dan diisi dupa, beserta kembang yang berbau wangi dan dihaturkan. Ini adalah ramalan dengan perhitungan sisa , sisa 1, datangnya sakit, tempat suci rusak dan bocor, cepat dia akan meninggal, bisa juga cepat sembuh bila benar perilakunya, upacaranya, serba suci, ayam putih, dibakar, nasi putih dibakar, minyak wangi, dupa wangi, serba wangi, ditaruh di atas si sakit. Sisa 2, datangnya sakit, disakiti oleh pamali, disebabakan oleh perilaku pemalas, demikian pula oleh roh leluhur, upacaranya, penek merah, ayam merah
|
|
|
|
dipanggang, dibentuk sasayut, sisa 3, datangnya sakit Bhuta Anggara , Bhuta Kadurgga , menyakiti, halaman rumah menjadi angker dan mencekam, demikian pula disakiti oleh roh jahat, demikian pula tanaman padi di sawah, keadaan semacam itu disebut kadurgga dewi . Upacaranya, ayam ijo dipanggang, periuk parebon, buat sasayut, macam-macam kembang, penah dan sirih yang masih muda. Sisa 4 datangnya sakit, bermacam-macam penyakit dideritanya, hal itu disebut pati , bila hidup untuk menjadi sehat butuh waktu lama, penyakitnya sering kambuh, penyakitnya sering disebut durgga wiwil dan saya pati , upacaranya, periuk ireng (hitam), dibakar, buat sasayut, dilakukan upacara walik sumpah di sekitar rumah. Penyakit yang terjadi pada Urukung , dikatakan penyakit luka, pada Was dan Maulu , penyakit bai-bai menuh terjangkit diperut. Pada hari Rebo Umanis , janji dari pihak laki-laki menyakiti. Pada hari Rebo Pon, Kala Graha yang tinggal di kuburan kecil menyakiti, pada hari Rebo Wage , disakiti oleh kala , hendaknya dibayar dengan sesaji di perempatan jalan. Pada hari Rebo Kaliwon
|
|
|
|
disakiti oleh Dewa, hendaknya menghancurkan sesaji di Kamulan . Kamis Umanis , terhalang penyakitnya, Kamis Paing , sakitnya pada urat, Kamis Pwon , terhalang oleh roh leluhur, dibayar pada roh leluhur. Kamis Wage , terhalang di jalan besar, Kamis Kaliwon , roh jahat di jalan menyakiti hendaknya diberi sekepal nasi, ikannya telur mentah, Jumat Umanis , jantung berdebar penyakitnya , lakukan upacara pada mata air di tengah sungai. Jumat Paing disakiti oleh roh jahat, lakukan upacara di Prajapati . Jumat Pwon , janji dari kakek yang menyakiti. Jumat Wage , roh jahat menyakiti akibat dari unsur makanan. Jumat Kaliwon , sakit karena kutukan, akibat kualat pada ibu. Jumat Umanis , petunjuk orang tua yang benar agar dituruti. Sabtu Paing , tersesat di jalan besar, upakaranya, upacara, lakukan upacara pembersihan, bebek putih. Sabtu Pwon , disakiti oleh leluhur. Sabtu Wage , kena penyakit rematik. Sabtu Kaliwon , kena pengaruh lingkungan, diupacarai pada balai pegat. Ini adalah cirri-ciri orang mengundang dukun, perhati-
|
|
|
|
kan perilakunya datang. Bila datang mengusap rambut, kemasukan roh leluhur, upacara sesajen, serba digoreng. Bila datang sambil mengusap mata, bidadari teratai putih menyakiti, upacara sesaji warna hitam, grang asem . Bila datang dengan mengusap hidung, perilaku orang tua yang menyakiti, upacara sesaji, bubur suci pitre . Bila datang mengusap mulut, ada janji pada leluhur hendaknya dilunasi dengan upacara. Bila datang mengusap dagu, terhalang oleh sesuatu di sungai, upacara sesaji, ayam putih, 3, lengkap dengan uang. Bila datang mengusap lengan, ada janji menghaturkan ikat pinggang dan dikenakan, bhuta Siwa Agni menyakiti, upacara sesaji ayam, uang sembilan, jangan pepe (sayur daun pepe), lak-lak campurkan dengan darah itu. Bila datang mengusap tangan dewa menyakiti, upacara sesaji, ayam hitam, tumpeng suci, lengkap, sebut Hyang Wisnu Kala . Bila datang mengusap perut, upacara sesaji, ayam dipanggang, tumpeng sari lengkap, bila pulang tak menoleh ke belakang disakiti oleh dewa pada hari pasah, lakukan upacara selamatan. Bila datang mengusap punggung, kena bencana kematian. Bial datang mengikat tangan kebelakang, pertanda ditimpa kematian.
|
|
|
|
Bila datang mengusap pundak, disakiti oleh Hyang Smara , upacara sesaji, ayam hasil membeli, tumpeng sari lengkap. Bila datang mengusap betis, leluhur yang menyakiti, upacara sesaji, ayam dipanggang, tumpeng sari serba lengkap, dilengkapi dengan dua buah sujang , hendaknya sesajen itu ditaruh di sanggar, bila datang sambil mengusap tempat duduk, karena tempat atau halaman yang tidak baik menyakiti, penawarnya adalah serbuk besi, upacara sesaji, ayam putih kuning, ditaruh di atas tempat pemujaan. Bila datang dengan sikap tangan bersemadi, leluhur menyakiti, upacara sesaji babi dengan harga 500 dicincang sampai halus, ucapkan bayar janji! Selanjutnya bila datang penyakitnya pada saat Umanis , Bhatara Brahma menyakiti, upacara sesaji serba merah, ayam merah sebesar burung tekukur, setelah itu diberikan obat semestinya. Pwon , datangnya sakit Bhatara Mahadewa menyakiti, upacara sesaji, bubur serba dipepes, obat liligundi , jahe tujuh iris. Wage , datangnya sakit Bhatara Siwa menyakiti, upacara sesaji
|
|
|
|
tumpeng putih kuning, ikannya serba digoreng, obat, daun dedap, kelapa, buah jambu yang jatuh dari pohonnya, sulasih, adas, pakai bedak. Pada Kajeng Umanis datangnya penyakit, Pamali hyang menyakiti, pada Kajeng Paing datangnya sakit, leluhur menyakiti. Pada Kajeng Pon datangnya sakit, karena kutukan dari leluhur, dewa berkeinginan tempat suci, dewa berkeinginan upacara pembersihan. Bila pada Kajeng Kaliwon datangnya sakit, jangan sampai lewat lima hari susah akibatnya dan bertambah parah. Demikian pula pada Sapta wara , Minggu manusia yang menyakiti, Senin sakit pada kelamin, Selasa, kena sihir, Rebo kena racun. Kamis karena rumah menyakiti, Jumat manusia menyakiti. Sabtu, rumah dimasuki kala graha dngen bhuta kala , Minggu Umanis datangnya sakit, sesaji, ayam putih, kakinya kuning, tumpeng sari, lengkap, ditaruh di sanggar, sebut nama roh pada sesaji. Minggu Pon , datangnya
|
|
|
|
sakit, kena sakit jiwa, sesaji, ayam putih dipanggang, nasi empat warna, minuman keras pada batok kelapa, sebagai pembayar, hendaknya disebut Sanghyang Mahadewi Kala . Minggu Wage datangnya sakit, keluarga yang menyakiti, melanggar tabu, sesaji, ayam putih dan hitam, tumpeng sari selengkapnya, sebut Hyang Wisnu Kala . Minggu Kaliwon datangnya sakit, lembab yang menyakiti, sesaji, ayam putih, tumpeng sari selengkapnya, telur, 3 butir, ucapkan Sanghyang Puyum . Berikut adalah tanda-tanda orang meninggal, jika kotor giginya pertanda meninggal, bila rambutnya kaku berdiri tanda mati, bila hidungnya bengkok mati, bila mengkerut telinganya mati, terlihat bibirnya mongering mati, bila kelaminnya jamuran, pertanda mati, bila matanya juling pertanda meninggal, bila saat tidur punggungnya terlihat terangkat keatas pertanda mati. Bila tangannya bergerak-gerak pertanda mati, keluar air dan pecah dari kakinya pertanda meninggal. Dadanya kelihatan cekung dan menonjol ke depan pertanda mati.
|
|
|
|
Ini adalah pedoman pengobatan hendaknya diketahui, hati-hati dan teliti dalam pelaksanaannya, jangan gegabah! Sebab amat sulit menerapkannya, tentang kala kali dengan datang dan perginya penyakit sesuai dengan Triwara, Saptawara , jangan lupa hendaknya selalu diingat, datangnya tatakson (taksu). Ketupat 6 biji, kacang ijo yang direbus, tuak satu batok kelapa, beras 1kg, perak 225, benang,1, kelapa, 1 butir, gula 1kg, sirih, buah-buahan, ketan, injin, semua satu kojong. Ini petunjuk bagi yang ingin melakukan pengobatan, hendaknya ketentuan petunjuk selalu diingat, ini penyakit pada empedu menyebabkan pencernaan tidak normal. Ranini pajalangati, Kaka ki pajalang arah, hayu ring sogot akan kembali normal olehnya dengan bahan sebagai berikut, daun tangguli gending , bawang adas, dicampur sedikit garam, air dingin, minum, upacara sesaji, daging mentah, daging babi seharga 25 kepeng, dilengkapi nasi.
|
|
|
|
Ra nini Paksi Kaja, ayu gri lawang , muncul pulung umbah ambuh, pulung alad-alid, pulung ambeh kambeh, pulung pnek, tempatnya menyakiti pada tenaga, penawarnya semua isi rempah-rempah secukupnya, air arak, minum, sesaji, telur ayam secukupnya, bawang, jahe tua dan kacang ijo, air kelapa muda, Bhatara Sita beryoga di arah selata, kanan , muncul pulung gandha maya, pulung suksmu , membuat pandangan mata kabur, demikian berpengaruh pada otak, penawarnya dikuskus, garam dapur, bawang, teteskan. Ranini Bhatari Siwi Sakti , beryoga di depan tempat suci, muncul pulung slab, pulung tuli , sebagai penyebab penyakit, penawarnya daun bobohan ireng , bawang jahe pahit, masui, air arak, teteskan pada kupingnya. Ranini Bhatari ri Kedap , beryoga di dapur, muncul pulung kukus, pulung orab-orab , tempat terasa sakit di dada, penawarnya, tmu bawang merah yang tua, takarannya sama, minum dan jangan bernafas
|
|
|
|
Sesaji, sate sanyum , calon sanyum , getih paporot , pencok kasturi , ketumbar, pnek , 3, sabeng bungkak, Bhatari Wastu , beryoga menghadap bumi, muncul pulung alap-alap , penyakitnya terdapat pada telinga, obat penawarnya, lelengan pusus , adadema , teteskan pada matanya, sesaji, wiwos pajagalan , dan segala persiapan sesaji yang berhubungan dengan pnek, bradene pinggali, Bhatari Canda Pinggala beryoga, timbul pulung hite, pulung awrawal, pulung tan bali, sumber penyakit pada perut, terasa melilit-lilit, obat penawarnya, kembang pepe , nagasari, minum caranya sama dengan yang telah lalu. Bhatari Kala Cakra beryoga sebelah kanan , timbul pulung dara, pulung gana resi, pulung kekenca, jugil bunga, pulung tuju, Obat penawarnya , gegirang pule, katumahan air , perciki, sesaji serba lengkap. Nini Bhatari Rupakan , beryoga menghadap tempat suci muncul pulung kambung , sumber penyakitnya pada kaki, penawarnya, bawang, jahe, serbuk besi, air arak, minum dan bedakkan
|
|
|
|
pada persendian tangan, pijat pelan-pelan. Bhatari Amangkurat , beryoga di tengah halaman, timbul pulung angendhara, pulung ameng-ameng, pulung rben , penyakitnya tidak memilih tempat. Penawarnya, batang daun kelapa, sesaji, seperangkat nasi, darah bilanga, bawang jahe, dan nasi yang sudah siap dimakan. Bhatara sira Sangapkik, Bhatara sira Sangayu , beliau beryoga di kuburan untuk anak kecil, pada batas pabajangan , pada Tegal Malakang , timbul pulung sanga rupa, pulung bang, pulung ireng, pulung saliwah, pulung ijo, pulung ckal, pulung mowa, pulung tuntun , tempat terjangkitnya di sekujur tubuh, obat penawar, kulit kayu dedap, kulit kayu tangi, papayam bulungan, madu klupa , asem lama, diremas dan digiling halus lalu diminum.
|
|
|
|
Bhatara Durgga Dngen beryoga, timbul pulung gaba pati, pulung glap, pulung angepi , tempat terjangkitnya pada tempat pembasuh muka, obat penawarnya garam perciki garam, sesaji, darah cambra tutukan pajagalan , nasi sekadarnya, semangkuk sayur, tuak satu wadah. Berikut adalah penyakit setengah sadar, tanda-tanda baru agak sehat tubuhnya, letak sakitnya bukan pada perut, itu disebut asrep , hendaknya dibedaki dengan air sawah, upu, namasi asram, mok gurit, denying gringen, pape upu , kayu puh pai, obat, kulit bengkel , jahe, adas, bawang putih, dringo , mantra, sama dengan di depan. Mokan Taluh yang menyakiti itu, pada cekung itu ditetesi, kulit bangyang, kulit bengkel , mantra, Ong kacubung puceng, angararengada gunning, tengahing sagara, kurang beyah, komba kombuh, mombak ambakan tan katampan, tka urung , ucapkan tiga kali.
|
|
|
|
Mokan gonibeng , yang menyakiti, nampak bernanah, bahan obat, daun tampak lima , bawang putih dan dringo, bangle, adas, bermacam-macam kulit kayu, kayu pait, tuus-tuus, panduh, damuh damuh, tunu tingkih , bawang, adas, mantra sama dengan di depan. Berikut obat orang sakit gejala edan, suka ngoceh, bahan obat, lawos, kencur, bangle, kunir, semua diiris, dan bermacam-macam rempah, sari, maja, muju, katumbar, tangkai cengkeh, sira meda , merica, disemburkan pada hulu hati, masing-masing tiga kali. Bila merasa lemah, berikanlah obat ini, mantra, aduh bilah setan isa ajim, bismilah ni rohim , lah sluh lah, sama leminni, sari isuk, jangan kaul, lamunta gulunaku salembar, aku tumpakaken kaul, brakta lailalaya lami . Obat, badan lemah, bahan obat, akar tri kancau , digiling sampai halus, dan dilumurkan.
|
|
|
|
Obat badan sakit, bahan obat, daun sasuruh , isen, bawang putih, rumput baru, garam, digiling dan dicampur, berikan diminum. Obat batuk, bahan obat, masui , ginten, kencur, gamongan , bawang putih, bawang putih dan dringo, sembur dadanya. Obat panas dalam, cendana, isi bermacam-macam rempah, kemiri, remas, kelapa yang diparut, obat badan agak panas, bahan obat, daun kayu puri cangkaruk mentah, diremas dalam air, bedakkan. Obat, panas dalam, bahan obat, lembungan katimahan , ambil airnya, tebu hitam, tain yeh , minum. Obat batuk terus menerus, tmu, daun kamoning, semua ditumbuk, asem kawak , musi, ginten, diperas dan minum, obat rematik ras, mengeluarkan darah di dalam, daun bayam besar, asam tanek , telur ayam hitam, yang baru, semua dicampur dan diperas, air santan, merica, 21 biji, minum.
|
|
|
|
|