Diceriterakan Çri Maya Danawa didatangi oleh seorang jejaka putra Bhatari Danu untuk mendirikan Kerajaan Bali.
Sekembalinya Bhatari Danu, Çri Maya Danawa memerintah di Balingkang dengan tekun. memuja dan mengagungkan ajaran Raksasa.
Dengan demikian semua raja/ penguasa, dapat dikalahkan dengan kesaktiannya Ida Çri Maya Danawa.
Setelah yakin dengan kesaktiannya, lalu datang menculik putri Cina untuk diperistri.
Tak diceriterakan keganasan, keserakahan dan kelalimannya Ida Çri Maya Danawa sehingga Para Bhatara menjadi marah kepadanya.
Setelah 20 tahun lamanya memerintah/ bertahta cri Maya Danawa, lalu datang Bhatara Indra untuk menjemput nyawanya.
Sebelum Çri Maya Danawa memerintah Bali pernah diperintah oleh Çri Maharaja Sanjaya putra Maharaja Sanahetu (Sannaha) yang beristana di Mataram.
Telah tercatat juga putra Çri Maharaja Sanjaya yang bernama Çri Maharaja Ugrasena. Maharaja Ugrasena berputra Çri Maharaja Bhanendra Warmadewa.
Beliau ini menurunkan Çri Maharaja Candra Baya Singa Warmadewa.
Singa Warmadewa kemudian menurunkan Çri Maharaja Jana Sadhu Warmadewa yang kawin dengan Çri Wijaya Mahadewi.
Çri Maharaja Jana Sadhu Warmadewa melahirkan Çri Udayana Warmadewa yang kawin dengan Sang Ajnya Dewi Çri Guna Priya Dharma Patni putra raja Jawa Timur (Mpu Sindok).
Mpu Sindok berputra Çri Isana Tungga Wijaya yang kawin dengan Lokapala.
Çri Isana Tungga Wijaya menurunkan Çri Makuta Wangsa Warddhana.
Çri Makuta Wangsa Warddhana berputra Dharma Wangsa Mahendra Datta dan Priya
Dharma Patni yang kawin dengan Maharaja Udayana Warmadewa.
Çri Udayana berputra Çri Airlangga.
Semasih kecil Çri Airlangga pergi ke Jawa karena bumi Bali telah dikuasai oleh Sang Prabu Wurawari pada Çaka 1006 sampai Çaka 1007.
Adik Çri Airlangga bernama Anak Wungsu yang menetap di Bali.
Setelah meninggalnya Çri Aji Anak Wungsu, dikuburkan di Tampaksiring (Gunung Kawi).

Çri Aji Udayana setelah wafat dimakamkan dekat desa Batuan, Gianyar.
Sedangkan Çri Guna Priya Dharma Patni dikuburkan di Bukit Dharma dekat dengan Desa Burwan Gianyar.
Diceriterakan Çri Anak Wungsu berputra Çri Wira Kesari diangkat di Dalem Puri.
Tak lama kemudian lahirlah putranya Çri Jayakasunu dan Jayapangus.
Tersebutlah Çri Masula-Masuli putra Çri Tata Kalapa.
Dan juga Çri Airlangga berputra Çri Jayabaya dan Çri Jaya Sabha.
Çri Jayabaya memerintah di Kerajaan Daha dan Çri Jaya Sabha memerintah di Kerajaan Kadiri.
Çri Jayabaya berputra Çri Aji Dangdang Gendis yang menulis Kidung Malat.
Çri Aji Dangdang Gendis berputra Çri Jaya Katong yang gugur dalam peperangan.
Çri Aji Jaya Sabha berputra Çri Kapakisan.
Çri Kapakisan berputra Çri Kreta Kapakisan yang datang memerintah di Bali.
Dalam perjalanannya ke Bali beliau diiringi oleh Para Arya dan Pengiring-pengiring itu seperti Arya Kenceng, Arya Manguri Arya Belog dan juga Tan Kober, Tan Mundur serta Tan Kawur.