|
|
|
|
|
|
|
Bagian |
|
|
|
Babad
Sukahet
VII. 8. Dalem Bedaulu Kalah, Ida Dalem Kresna
Kapakisan Menjadi Raja di Bali Kontributor admin
pada September 14th, 2008 Print |
|
|
|
Sekarang kembali diceriterakan perihal
di Pulau Bali. Dikisahkan di Bali adalah raja
bernama Sri Gajah Waktera yang dikatakan sebagai
seorang pemberani serta sangat sakti. Disebabkan
karena merasa diri sakti, maka keluarlah sifat
angkara murkanya, tidak sekali-kali merasa takut
kepada siapapun, walau kepada para dewa sekalipun.
Sri Gajah Waktera mempunyai sejumlah pendamping
yang semuanya memiliki kesaktian, kebal serta
juga bijaksana yakni : Mahapatih Ki Pasung Gerigis,
bertempat tinggal di Tengkulak, Patih Kebo Iwa
bertempat di Blahbatuh, keturunan Kyai Karang
Buncing, Demung I Udug Basur, Tumenggung Ki Kala
Gemet, Menteri Girikmana - Ularan berdiam di Denbukit,
Ki Tunjung Tutur di Tianyar, Ki Tunjung Biru berdiam
di Tenganan, Ki Buan di Batur, Ki Tambiak berdiam
di Jimbaran, Ki Kopang di Seraya, Ki Kalung Singkal
bertempat tinggal di Taro. Prihal keangkara-murkaan
Sri Gajah Waktera itu, diketahui oleh raja Majapahit
Singkat ceritera, setelah Ki Patuh Kebo Iwa dikalahkan
dengan tipu daya, maka diseranglah Bali oleh Kriyan
Mahapatih Gajah Mada didampingi para perwira perang
seperti Arya Damar sebagai pimpinan diiringi oleh
Arya Kanuruhan, Arya Wang Bang yakni Kyai Anglurah
Pinatih Mantra, Arya Kepakisan, Arya Kenceng,
Arya Delancang, Arya Belog, Arya Mangun, Arya
Pangalasan serta Arya Kutawaringin. Kemudian diceriterakan
pada perang yang terjadi tahun 1343 Masehi itu,
di Tengkulak Peliatan, Raja Tapolung beserta para
patihnya yang bemama Kebo Warunya dan I Gudug
Basur gugur di medan perang. Namun Ki Pasung Gengis
patih utama Dalem Bedaulu dapat ditawan. Tiada
lama kemudian Ki Pasung Gerigis menyatakan dirinya
menyerahkan diri dan berbhakti kepada Raja Majapahit,
karena itu diperintahkan untuk mengalahkan Raja
Sumbawa yang bernama Dedela Natha. Akhirnya keduanya
wafat di dalam perang tanding. Sesudah Raja Bedaulu
mangkat, maka Pulau Bali sunyi tidak memiliki
penguasa, karena itu timbul huru hara. Sebelum
itu Ki Patih Gajah Mada sudah memohon putra Ida
Mpu Danghyang Soma Kepakisan - sebagai pendeta
guru utama di Kediri, yang bernama Ida Sri Kresna
Kepakisan, untuk diasuh di Majapahit. Ida Mpu
Soma Kepakisan itu tiada lain saudara dari Ida
Mpu Danghyang Panawasikan, Ida Mpu Danghyang Siddhimantra
dan Ida Mpu Asmaranatha. Kemudian Ida Kresna Kepakisan
mempunyai putra 4 orang, laki tiga, wanita seorang.
Pada saat di Bali serta daerah lain tidak memiliki
penguasa, serta dalam upaya menyelenggarakan Kesejahteraan
di masing-masing wilayah, maka sesuai dengan perintah
Raja Majapahit, Mahapatih Gajah Mada meminta putra
Ida Sri Kresna Kapakisan yang sudah dewasa untuk
dijadikan penguasa atau Dalem. Pada saat itu putra
beliau yang sulung bernama Ida Nyoman Kepakisan
diangkat dijadikan penguasa di Blambangan, Ida
Made Kepakisan menjadi penguasa di Pasuruan, Ida
Nyoman Istri Kepakisan/Dalem Sukanya di Sumbawa
serta yang bungsu Ida Ketut Kresna Kepakisan,
dijadikan penguasa di Bali. Oleh Mahapatih Gajah
Mada, Ida Dalem Ketut Kresna Kapakisan dianugerahi
pusaka Kris Ki Ganja Dungkul, serta berkedudukan
sebagai Adipati. Ida Dalem Ketut Kresna Kepakisan
- dari Pulau Jawa, turun di Lebih, kemudian ke
arah timur laut berkedudukan di Samprangan. Di
sanalah beliau membangun Puri pada tahun Masehi
1350. Sesudah beliau Ida Dalem bertempat tinggal
di puri di Samprangan, mahapatih beliau I Gusti
Nyuhaya bertempat tinggal di Nyuhaya, sementara
para menterinya seperti Arya Kutawangin di Klungkung,
Arya Kenceng di Tabanan, Arya Belog di Kaba-kaba,
Arya Dalancang di Kapal, Arya Belentong di Pacung,
Arya Sentong di Carangsari, Arya Kanuruhan di
Tangkas, Kriyan Punta di Mambal, Arya Jrudeh di
Tamukti, Arya Temenggung di Patemon, Arya Demung
Wangbang Kediri yakni Kyai Anglurah Pinatih Mantra
di Kertalangu, Arya Sura Wang Bang Lasem di Sukahet,
Arya Mataram tidak tetap tempat tinggalnya, Arya
Melel Cengkrong di Jembrana, Arya Pamacekan di
Bondalem, Arya Gajah Para dan adiknya Arya Getas
di Toya Anyar, Selain dan para Arya tersebut,
ada yang kemudian datang yakni Tiga Wesya bersaudara
: Si Tan Kober, diberikan tempat tinggal di Pacung,
Si Tan Kawur diberi tempat tinggal di Abiansemal
serta Si Tan Mundur berdiam di Cacahan. Diceriterakan
Kyai Angelurah Pinatih Mantra, diberikan tempat
tinggal di Kerthalangu, Badung, menguasai kawasan
Pinatih serta diberikan memegang bala sejumnlah
35.000 orang, yakni mereka yang merupakan rakyat
dan Senapati Arya Buleteng. Ida Dalem Ketut Kresna
Kepakisan sudah berusia senja kemudian di Samprangan
beliau wafat berpulang ke Cintyatmaka pada saat
mangrwa wastu simna pramana ning wang atau tahun
Isaka 1302, tahun Masehi 1380. Beliau diganti
oleh putranya Dalem Ketut Ngulesir yang bergelar
Dalem Smara Kepakisan. Diceriterakan Kyai Anglurah
Pinatih Mantra, memiliki putra laki seorang, bernama
Kyai Anglurah Agung Pinatih Kertha atau I Gusti
Anglurah Agung Pinatih Kejot, Pinatih Tinjik atau
I Gusti Agung Pinatih Perot. Beliaulah yang dikenal
menyerang serta mengalahkan kawasan Bangli Singharsa
sewaktu pemerintahan Ngakan Pog yang menjadi manca
di sana, sesuai dengan perintah Ida Dalem Ketut
Ngulesir atau Ida Dalem Smara Kepakisan yang menjadi
penguasa tahun Masehi 1380 sampai dengan 1460.
Kyayi Anglurah Pinatih Mantra sudah tua, kemudian
berpulang ke sorgaloka. Kyai Anglurah Pinatih
Kertha Kejot berputra laki dan isteri pingarep
bernama Ki Gusti Anglurah Pinatih Resi, dan isteri
putri I Jurutkemong bernama Ki Gusti Anglurah
Made Bija serta putra laki-laki dari sor bernama
I Gusti Gde Tembuku. Diceriterakan kemudian, Kyai
Anglurah Made Bija sudah mempunyai putra, namun
kakaknya I Gusti Anglurah Pinatih Rsi belum beristeri.
Para putra Gusti Anglurah Made Bija bernama I
Gusti Putu Pahang, I Gusti Mpulaga utawi Pulagaan,
I Gusti Gde Tembuku, I Gusti Nyoman Jumpahi, I
Gusti Nyoman Bija Pinatih dan I Gusti Ketut Blongkoran.
I Gusti Bija Pulagaan, sesuai perintah Ida Dalem
Ketut Smara Kapakisan kemudian menjadi Manca di
kawasan Singharsa Bangli sejak tahun Masehi 1453.
|
|
|
|
|
|
|
|
|