Dijelaskan
bahwa naskah ini menceriterakan keturunan Tangkas
Koriagung yang mengemong pura Dalem Peling.
Kisah penaklukan pulau Bali oleh Majapahit di
bawah pimpinan Maha Patih Gajah Mada.
Gajah Mada mengirim Adipati untuk memimpin Bali,
yang semula seorang Brahmana dijadikan Ksatria
(Sri Kepakisan) didampingi oleh para Arya dari
Jawa, berkedudukan di Samprangan.
Kisah Kyayi Klapodyana mencari Raden Cili (Dalem
Ketut Ngulesir) ke Desa Pandak, diangkat menjadi
raja berkedudukan di Gelgel.
Dalem Ketut wafat pada Çaka 1382 (tahun
1460 Masehi) diganti Dalem Waturenggong dengan
Patih Agung Kyayi Batan Jeruk.
Dalem Waturenggong wafat Çaka 1472 (1550
Masehi).
Tinggal putranya, Raden Pangarsa (Dalem Bekung)
dan adiknya Dalem Seganing, Terjadi perebutan
kekuasaan yang dipimpin oleh Arya Batan Jeruk
Çaka 1507 (1585 Masehi).
Dalem Bekung dibantu oleh patihnya Kyayi Nginte.
Diungkapkan secara singkat datangnya Danghyang
Nirartha pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong.
Diceriterakan keturunan beberapa orang Arya
secara singkat, antara lain: Ki Gusti Agung
Widya, Kanuruhan Belog, Arya Wang Bang dan Dalem
Seganing menggantikan Dewa Bekung.
Kemudian Dalem Seganing digantikan oleh Dalem
Dimade.
Disebutkan putra- putra Dalem Seganing yang
lain-lain termasuk I Dewa Manggis dan Panji
Sakti.
Diungkapkan riwayat Pungakan Den Bancingah yang
lahir dari putra di Ki Dukuh Suladri, kemudian
pindah ke desa Nyalian membawa keris Ki Lobar.
Riwayat perebutan kekuasaan oleh Anglurah Agung
Dimade yang kemudian bergelar I Gusti Agung
Maruti.
Dalem Dimade mengungsi ke Guliang.
Keturunan I Gusti Kubon Tubuh, Bendesa Nyapnyap
setia kepada I Gusti Agung Maruti dan Bandesa
Jumbuh setia pada Dalem Dimade.
Bendesa Nyapnyap diberi hadiah istri yang mengandung
oleh I Gusti Agung Maruti (tetapi belum awidi
widana), agar memperoleh keturunan.
Disebutkan putra-putra Dalem Seganing yang lain-lain,
I Dewa Agung Jambe merebut kembali kerajaan
Gelgel I Gusti Agung Maruti gugur dalam pertempuran.
|