Isi
Singkat Babad Dukuh Tegal Sari |
|
Jro
Dukuh Tegal Suci dari desa Talikup pindah ke
desa Paksabali bermukim di Banjar Lekok.
Anak anaknya bernama I Tegal Jaya, I Tegal Sura,
dan Ni Luh Taman Candri .
Karena suatu fitnah Dukuh Tegal Suci dibunuh
oleh Si Kloping atas perintah Dalem.
Ketiga orang anaknya menghambakan dirinya kepada
Dalem.
Lama kemudian kedua orang anak yang laki laki
mohon dirt kepada Dalem.
Yang wanita menjadi istri Dalem berputra I Dewa
Agung Raka dan I Dewa Agung Rai, mempunyai keturunan
di Satriya Puri Kawan.
Kedua anak anak Dukuh Tegal Suci yang melakukan
ajaran kebujanggaan bernama Jro Dukuh Tegal
Jaya dan Jro Dukuh Tegal Sura.
Atas perintah Dalem Dimade, dan berkat kebaikan
hati Bandesa Pasek Gelgel akhirnya Jro Dukuh
Tegal Jaya bermukim di Gelgel.
Di sana mempunyai keturunan.
Jro Dukuh Tegal Sura pindah ke Sibetan (Karangasem)
berumah di Kamaligi atas kebaikan hati Pangeran
Abyan Nengan.
Dalem juga menyerahkannya kepada I Gusti Ngurah
Sidemen, serta Dalem menghadiahkan tanah untuk
diambil hasilnya.
Jro Dukuh Tegal Suci menetap di Sibetan, seorang
yang sakti dan dukun yang manjur.
Mendirikan pura di Abyan Tegal.
Keturunannya wanita saja hingga kemudian Kyayi
Ketut Bandesa diangkat anak menantu untuk mewarisinya
sampai dengan puranya di Abyan Tegal.
Desa Turamben(Tulamben) mengalami kehancuran
penduduk mengungsi.
I Pasek Turamben dengan rombongannya menghambakan
diri kepada I Gusti Ngurah Mantu di Sibetan.
Antara lain: Ki Pasek Desa, Ki Pasek Tubuh,
Ki Pasek Tawing, Ki Pasek Subrata, I Gde Tejajnya
dan lain lain pengikut pengikutnya disebarluaskan
di desa desa sebanyak 75 perindukan.
|
|
I
Gusti Ngurah Mantu Tulamben menyaksikan kehancuran
desa itu.
Berjumpa dengan pendeta gaib dan memperoleh
keterangan atas hancurnya desa Tulamben.
I Gusti Ngurah Mantu wafat Isaka 1680 (1768
M)dalam pertempuran antara Karangasem dengan
Sibetan.
Pada saat saat gawat itu I Pasek Turamben dengan
keturunannya mengungsi ke desa desa ke sebelah
Barat.
Akhirnya tiba di Sidemen menghambakan diri kepada
Ida I Dewa Gde Dangin Jambe ditempatkan di desa
Sanggem.
Diingatkan agar tetap mengadakan hubungan dengan
I Pasek Wayahan Sibetan
di Sibetan.
Ki Pasek Subrata (yang bungsu) dengan tujuh
orang pengikutnya dari Sanggem pindah ke Gianyar
menghambakan diri kepada Pedanda Sakti Sidawa
di Sidawa Gianyar, kemudian bernama Jro Dukuh
Sidawa.
Dari Sidawa pindah ke Gelgel menghamba pada
Gusti Agung.
Kemudian diminta oleh I Dewa Manggis agar menghamba
kepada beliau.
De Gianyar Ki Pasek Subrata mempunyai anak bernama:
Ki Pasek Cedok, Pasek Canting, Pasek Dangin,
Pasek Tukad.
I Pasek Cedok kemudian menjadi Patih Raja Gianyar
yang terkenal kelihaiannya.
Dilanjutkan dengan Sila sila Pasek Wayan Sibetan
di Sibetan.
|
|
Nama/
Judul Babad : |
Dukuh Tegal Suci |
Koleksi
: |
I Made Gawe |
Alamat
: |
Banjar Kreteg, Sibetan, Bebandem
Karangasem |
Bahasa
: |
Jawa Kuna |
Huruf
: |
Bali |
Jumlah
halaman : |
33 lembar (1 b s/d 33 a) |
|
|