|
Isi
Singkat Bancangah Brahmana |
|
Tersebutlah
Ida Bhagawan Wasista mempunyai seorang putra
yang bernama Bhagawan Cakri.
Adalah putra Bhagawan Parasara yang bernama
Bhagawan Byasa.
Bhagawan Bhrgu mempunyai putra bernama Mpu Bajrasatwa.
Juga ada putra beliau yang bernama Mpu Baradah
serta menurunkan Mpu Bahula.
Mpu Bahula kawin dengan putri dari Rangdeng
Dirah yang bernama Ratnamanggali.
Dari perkawinan ini lahirlah Mpu Tan Tular.
Mpu Tantular mempunyai 4 orang putra yaitu Danghyang
Asmaranata, Danghyang Sidhimantra, Danghyang
Manawasikan serta Danghyang Kepakisan.
Diceriterakan Danghyang Asmaranata yang menurunkan
Danghyang Açoka, Danghyang Nirartha (Danghyang
Dwijendra) yang mengambil istri dari Kamenuh
serta melahirkan Idayu Melanting.
Permaisuri Danghyang Dwijendra dari Pasuruhan
yang melahirkan Padanda Kulwan, Padanda Wetan,
Padanda Lor, dan Padanda Ler.
Juga Danghyang Dwijendra mengambil istri dari
Blangbangan, lahirlah Padanda Rai, Padanda Telaga,
dan Padanda Kaniten.
Pada suatu ketika Danghyang Dwijendra pergi
ke Bali.
Sesampainya di Melanting disambutnya dengan
meriah serta diberi gelar Padanda Sakti Bawu
Rawuh.
Perjalanan beliau sampai di Desa Mas yang mana
rakyat sedang dilanda penyakit, rakyat mohon
obat kepada beliau.
Dengan keberhasilan Danghyang Dwijendra mengobati
serta mengajari rakyat meramu obat obatan maka
De Bandesa Mas mempersembahkan putrinya kepada
beliau sebagai tanda bakti.
Tak diceriterakan dalam perkawinan ini, lahirlah
Padanda Timbul, Padanda Alangkajeng, Padanda
Panarukan dan Padanda Sigaran.
Ida Padanda Kamenuh, putranya yang tertua pindah
ke Ler gunung, di daerah Banjar Ambengan.
Putranya yang bernama Padanda Kathadan yang
menurunkan Ida Gede Bon Biyu, Ida Gede Kamenuh,
Ida Gede Ketewel, Ida Gede Ketut Bukit yang
berpindah ke Gelgel.
Kemudian Ida Padanda Ler yang kawin dengan Putra
Dawuh Bale Agung yang nantinya melahirkan Ida
Padanda Buruan.
Kemudian Ida Padanda Nuwaba sedang berjalan
jalan sampai di Sungai Unda terhalang oleh kilat
yang amat dahsyat, sehingga banyak orang yang
terkejut dan sampai meninggal.
Tak lama kemudian datanglah Sang Maha Pandai,
melewati sungai itu.
Diceriterakan Padanda Singarsa, putra dari Padanda
Lor yang kini berada di Sidemen.
Ida Gede Siyangan mempunyai putra yang bernama
Ida Wayahan Buruan, dan Ida Siyangan di Banyu
Campah.
Juga ada putranya di Gianyar yang bernama Ida
Gede Simpangan dan Ida Meriya, Ida Gede Tangkeban
yang kini berada di Mataram.
Dan juga yang berada di Serongga bernama Ida
Dawuh.
Adapun keturunan dari Pasuruan adalah Ida Made
Taman, Ida Wayan Taman, Ida Gede Manik, yang
berada di Sanding, Ida Gede Katandhan di Blahbatuh.
Kemudian Ida Padanda Teges adalah putra dari
Padanda Ler, Ida Padanda Batulumbang yang berada
di Manuaba.
Putra dari Padanda Wetan bernama Ida Padanda
Penida dan Ida Padanda Tegal Suci.
Ida Padanda Gusti di Gelgel, yang menurunkan
Ida Padanda Telaga putra dari Swabawa.
Putra dari Padanda Keniten adalah Padanda Sangçi
yang bergelar Padanda Sebali.
Ida Padanda Alangkajeng bertempat di Intaran
Badung yang menurunkan Padanda Mas.
Diceriterakan Ida Patapan mempunyai 3 orang
putra, yaitu De Bhatara Wawu Rawuh yang menurunkan
di Tabanan, yang bernama Ida Ketut Tabanan dan
Ida Kukub.
Ida Ngenjung di Banjar Ambengan yang kemudian
di wilayah Selaparang.
Yang menurunkan Padanda Mas Kenceng di Singarsapura
tidak lain keturunan Padanda Pinatih yang berada
di Sibetan dan Juwukmanis. Kemudian keturunan
Padanda Singarsa adalah Padanda Sidemen yang
melahirkan Padanda Lusuh di Desa Selat, Ida
Gede Tegal Luhur di Desa Ulah Sidemen, dan Ida
Padhang Ratha di Muncan yang melahirkan Ida
Melanting.
Ida Padanda di Sakaton menurunkan Ida Padanda
di Geria Carik, Ida Padanda Anom di Ulah, dan
Ida Gede Tangkeban.
Ida Padanda di Geria Carik menurunkan Ida Gede
Telabah.
Keturunan Sang Manuaba yang berada di Taman
Bali bernama Padanda Gede Taman.
Putra dari Padanda Gede Taman adalah Padanda
Gede Bajangan, Padanda Abyan.
Padanda Nengah Bajangan tinggal di Bukit Bangli.
Ida Padanda Abyan mengalih ke desa Tegaltawang
bersama putranya Ida Gede Buringkit. Ida Gede
Buringkit kawin dengan putri dari Padanda Gede
Wayan Kekeran, yang menurunkan Ida Padanda Sebali.
|
|
Ida
Padanda Bajangan, adik dari Padanda Gede Taman
yang menurunkan Padanda Tajung.
Dan Ida Padanda Tajung ini mempunyai 3 orang
putra yang bernama Ida Tegeh, Ida Gede Nyoman
Pananggungan, dan Ida Dangin Puja yang ini menurunkan
di Nyalian, Apwan.
Ida Padanda Kelingan menurunkan seorang putra
Padanda Kailingin yang bertempat di daerah Sidemen,
Ida Padanda Gunung juga menurunkan seorang yang
bernama Padanda Gunung.
Ida Padanda Tamu juga mempunyai seorang putra
yang bernama Ida Padanda Tamu yang bertempat
di desa Jungutan Bungaya.
Ida Padanda Jungutan mempunyai 4 orang putra
yaitu Ida Gede Abah, Ida Gede Ketut Dharma,
Ida Gede Ketut Karang, dan seorang putri.
Diceriterakan Bhatara sakti di Nuwaba mengambil
istri di desa Kutuh dan melahirkan Padanda Kutuh
yang kemudian Padanda Kutuh ini mengambil istri
dari Karangasem serta menurunkan 4 orang putra
yang bernama Padanda Wayan Karang, Padanda Nengah
Karang, Padanda Nyoman Karang, dan Padanda Ketut
Karang.
Kemudian adalah putri dari Sumbawa yang menurunkan
keturunan Nuwaba yaitu Ida Raden.
Juga ada putra Ida yang bernama Ida Panji di
Buleleng, Ida Buringkit di Mangwi, Ida Gede
Abas di Gunung Bangli, yang mengungsi semenjak
kecil dan diemban oleh Ida Padanda Gede Taman
di Sidawa.
Ida Gede Wayahan Kekeran kawin dengan putri
dari Padanda Nyoman Kekeran dan menurunkan Ida
Gede Oka, Ida Kedung, Ida Kobrot dan seorang
istri bernama Ida Songkrod.
Kemudian Ida Padanda Wayahan Kekeran kawin dengan
Dhangin dan menurunkan Ida Wayahan Dhangin.
Ida Wayahan Dangin mempunyai 3 orang putra yaitu
Ida Wayahan .
Dhangin, Ida Nyoman Larangan, Ida Made Angkatan.
Diceriterakan keadaan di Pidada, Ida Gede Wayahan
Sukahet, Ida Gede Made Sukahet yang berpindah
ke Tenganan Bali.
Kemudian Padanda Sukahet berputra Ida Gede Made
Sukahet, Ida Gede Wayahan Sukahet, serta bersaudara
lain ibu dengan Ida Banjar, Ida Kebon.
Ida Kebon tetap mempertahankan wangsanya.
Ida Banjar beralih menjadi Arya Abyan Tubuh
di Sasak.
Keturunan dari Padanda Dhatu di Gelgel, kini
berada di Mataram Sasak yang bernama Ida Wayahan
Gelgel.
Kemudian Ida Padanda Gusti, di mana adiknya
mengalih ke Pasekan Tabanan yang bernama Padanda
Jumpung dan banyak keturunannya.
Kembali diceriterakan Bhatara Wawu Rawuh berputra
Padanda Timbul yang mendirikan puri di Sukawati.
Setelah di Sukawati beliau bergelar Mpu Renon
dan beliau menjalankan ajaran ajarannya.
Paman Mpu Renon yang bernama Ida Dhyatha telah
menerima putri dari Sinduwati serta melahirkan
Ida Bhanu.
Ida Bhanu kemudian mengambil istri, putri dari
Padanda Nyoman Buruan dari Pagesangan Sasak
dan menurunkan keturunan di Jembrana, Ida Gadung
Siyuh di Mangwi.
Ida Padanda Alangkajeng mempunyai seorang putra
yang bernama Padanda Alangkajeng.
Kemudian beliau mempunyai 3 orang putra yang
bernama Padanda Alangkajeng, Ida Gede Ngenjung
di Sanur dan Ida Gede Bun di Geria Carik.
Dari Ida Gede Bun ini kemudian menurunkan Ida
Gede Ngenjung.
|
|
Nama/ Judul Babad :
|
Bancangah Brahmana
Va. 5699 Gedong Kirtya Singaraja.
Pura Anyar, Sindhu, Perbekelan/ Kecamatan
Sidemen.
Kabupaten Karangasem.
Jawa Kuna
Bali
44 halaman
Ida I Dewa Gede Catra, Jro Kanginan, Sidemen,
Karangasem.
Colophon Iti Bancangah Brahmana Puput sinurat
ring Jero Kanginan, Sidemen, Karangasem,
kala tanggal 9 September1982. De Sang apatra
Ida I Dewa Gede Catra. Nging ksamakena ngwang
mudhal pha Çastra.
|
Nomor/ kode :
|
|
Koleksi :
|
|
Alamat :
|
|
Bahasa :
|
|
Huruf :
|
|
Jumlah halaman :
|
|
Ditulis oleh :
|
|
Colophon/ Tahun :
|
|
|
|
|
|
|
|
|