Dengan
tekun I Sengguhu mengabdikan dirinya, maka Sang
Pendeta memberinya istri pelayan dan dibuatkan
upacara mediksa.
I Sengguhu mengikuti jejak Sang Pendeta dalam
menangani upacara.
Suatu ketika ada orang mengadakan upacara, Sang
Pendeta diminta untuk datang, tetapi di rumah
hanya ada I Sengguhu.
Tanpa sepengetahuan orang tersebut, bahwa sebenarnya
ia bukan Sang Pedanda. Dalam upacara itu berlangsung,
datanglah Sang Pendeta ke rumah yang punya kerja,
terlihat dari kejauhan I Sengguhu berlagak pendeta.
Sang Pendeta menjadi marah, tetapi dapat juga
dimaafkan, dibatasi hanya boleh menangani upacara-upacara
seperti di Kuburan, di Hulu Jurang, di Dalem,
dan di pelemahan sendiri.
Kemudian Sang Pendeta bersama I Sengguhu datang
ke Bali, untuk menyelesaikan upacara penobatan
Dalem Batu Renggong. Sang Dalem sangat senang
dan usai upacara kembali lah beliau ke Majapahit.
Diceriterakan Peranda Wawu Rawuh dan I Sengguhu
di Tojan, para Brahmana, Ksatria, Wesya, dan
Sudra, datang kepada Peranda untuk belajar silsilah
leluhurnya.
Karena kesalahpahaman, I Sengguhu dengan Sang
Brahmana berpisah lah mereka. Setelah berpisah
Sang Pendeta datang kepada Dalem, tetapi dicurigai,
dan I Sengguhu sangat hormat kepada Dalem, diberikan
lah tugas yang berat dalam memerintahkan rakyat
Dalem.
|