Isi
Singkat Babad Pararya Ksatria Badung |
|
Tersebutlah
di kerajaan Palembang bertahta Bhatara Arya
Damar, putra selir dari Maharaja di Majapahit.
Adapun putranya datang ke Bali yang bernama
Sirarya Kenceng.
Tersebutlah Bhatara Arya Yasan di Wilatikta
berputra Nararya Bagus Alit yang semenjak kecil
senang sekali mengembara. Pada suatu ketika
Sri Maharaja diganggu oleh seekor burung gagak,
maka Sri Maharaja minta bantuan kepada Nararya
Bagus Alit untuk membunuh gagak tersebut. Karena
Nararya Bagus Alit berhasil membunuh gagak tersebut
lalu diberi gelar Dewa Hyang Anulup. Dewa Hyang
Anulup ini diberikan tahta di Pucangan, Badung.
Dewa Pucangan berputra Nararyeng Notor Wandira.
Kemudian keturunan beliau ini menyebar ke Kubon
Tingguh. Nararyeng Kubon Tingguh berputra Nararyeng
Bandana, Kiyai Nyoman Batan Ancak, Kiyai Samping
Boni dan Kiyai Ketut Lebah. Putranya Nararyeng
Bandana di Badung adalah Ratu Ayu Pamadekan
diambil oleh anak dari Sri Nararya Anglurah
Tabanan yang bernama Sri Winalwanan. Kemudian
putranya yang pria bernama Sirarya Ngurah Papak.
Sirarya Ngurah Papak menurunkan Kiyai Tegeh
dan Kiyai Bebed, Kiyai Tegeh yang menggantikan
tahta kerajaan, sedangkan Kiyai Bebed datang
ke Gunung Beratan melaksanakan tapa brata.
Kiyai Jambe Pule mempunyai putra bernama Kiyai
Nara Pucangan, Kiyai Panataran. Ada juga putranya
dari Graja puri Gelogor bernama Kiyai Nglurah
Gelogor. Dan dari Pucangan bernama Kiyai Nglurah
Jambe Mrik yang kemudian tinggal di Alang Badung.
Putranya dari Pucangan bernama Kyai Macan Gading
yang kemudian memerintah di Pamecutan Badung.
Sebagai pengganti raja Badung adalah Kiyai Jambe
Mrik dan selanjutnya pemerintahan digantikan
oleh putranya yang bernama Kiyai Nglurah Jambe
Ketewel. Kiyai Nglurah Jambe Ketewel menurunkan
Kiyai Anglurah Jambe Tangkeban. Setelah Kiyai
Nglurah Jambe Tangkeban meninggal, digantikan
oleh putranya Anglurah Jambe Aji. Setelah lama
memerintah, digantikan oleh Bhatara Mur di Jero
Kuta. Di Pamecutan dipegang oleh Kiyai Macan
Gading dengan gelar Bhatara Mur di Klotok. Putri
Ida Sang Prabu dipelihara oleh Ida Ngenjung
di Sanur.
Diceriterakan Kiyai Anglurah Pamecutan mengambil
istri dari Gelogor, Mangwi dan dari Tangkeban.
Istrinya dari Tangkeban menurunkan di Pamecutan.
Adik Kiyai Anglurah Pamecutan bernama Kiyai
Agung Pambayun yang mendirikan puri di Kesiman.
Saudaranya yang istri diambil oleh Kiyai Anglurah
Jambe di Alang Badung. Putrinya seorang lagi
kawin ke Taman-Bali diperistri oleh Pungakan
dan Bancingah. Ada lagi yang kawin ke Sanur.
Putranya dari selir tak terhitung jumlahnya
serta keturunannya sampai 26 orang. Kiyai Anglurah
Pamecutan di Mur Ukiran berputra selir sebanyak
8 orang. Kiyai Pamecutan yang ke-5, yang ibunya
dari Bun mempunyai putra empat orang yaitu Kiyai
Agung Gede Raka dan Kiyai Agung Gede Rai. Kiyai
Agung Gede Raka memerintah di Pamecutan dengan
gelar Kiyai Anglurah Pamecutan ke-6, Kiyai Agung
Lanang Pamecutan diajak ke Denpasar oleh Kiyai
Made Pamecutan. Putra Kiyai Made Pamecutan Denpasar
bergelar Kiyai Anglurah Pamecutan ke-7.
|
|
Diceriterakan
Nararya Pamecutan ke-3 yang bergelar Maharaja
Sakti. Beliau mengambil istri dari Mengwi putra
dari Nararya Gede Oka. Kiyai Made Tegal menurunkan
Kiyai Anglurah Ketut yang berpuri di Tegal.
Kiyai Anglurah Made Pamecutan yang mendirikan
Puri Denpasar. Adapun para putra dari Kiyai
Anglurah Made Pamecutan adalah Kiyai Agung Gede
Banjar, Kiyai Agung Ketut Banjar yang bertempat
di Desa Titih dan Kiyai Agung Raka, Kiyai Agung
Made Samba bertempat di Pupuan. Kiyai Agung
Gede Dauh di Blaluan, Kiyai Agung Gede Dangin
mendirikan puri di Jro Dangin, Kiyai Agung Anglurah
Kasiman ibunya dari Pagandan yang mendirikan
kerajaan Kesiman. Kemudian Kiyai Agung Anglurah
Jambe yang ibunya dari Jambe dan melanjutkan
keturunan Jambe. Kiyai Agung Ngurah Gede Pamecutan
yang mengalahkan Mangwi beliau lah disebut Maharaja
Dewata. Kiyai Agung Gede Oka berputra Sayu Raka
Seplep, Ratu Ayu Adi, Kiyai Agung Ngurah Made
Wasna. Kiyai Agung Ketut Oka berputra Kiyai
Agung Raka Tegug. Kemudian Kiyai Agung Ngurah
Gede di Blaluan mengambil anak Kiyai Agung Ngurah
Kajanan serta menurunkan keturunan di Blaluan,
putrinya diperistri oleh Kiyai Agung Ngurah
Mayun berputra Kiyai Agung Ngurah Kesiman dan
seterusnya menurunkan keturunan di Puri Kesiman.
|
|
Nama/ Judul Babad :
|
Babad Pararya Ksatria Badung |
Nomor/ kode :
|
Va,369L-;, Gedong Kirtya Singaraja. |
Koleksi :
|
Puri Dangin |
Alamat :
|
Jegu, Kecamatan Penebel, Kabupaten
Tabanan |
Bahasa :
|
Jawa Kuna |
Huruf :
|
Latin |
Jumlah halaman :
|
36 lembar |
Ditulis oleh :
|
I Gusti Ngurah Gede Dangin,
Puri Dangin, Jegu. |
Colophon/ Tahun :
|
Puput sinurat ring rahina,
Ca., Ka.,Uye, Ra., ping 3, Kresna paksa
ning ulan, sasih 6, Isaka yusa ning loka,
1896, 2 Desember 1974. |
|
|