Ida Tulusdewa
Pada hari Ra, Ka, Bali, Purnama Kasa Çaka
1052, Ida sedang berburu, berjumpa dengan seorang
bidadari. Kemudian dijadikan istri, dengan janji
setelah memberikan seorang anak, diperkenankan
kembali ke surga. Ia melahirkan seorang anak
diberi nama Sang Panataran, dibesarkan dengan
susu lembu karena ibundanya yang bidadari harus
kembali ke surga, maka Sang Tulusdewa mengambil
seorang istri lagi dari keluarga De Dukuh Lepas
(Belatung), berputra dua orang Sang Tohjiwa
dan Sang Singarsa.
Sang Penataran seorang penjudi.. Suatu ketika
berjudi di Gelgel dilihat oleh Dalem. Maka dipanggil
agar menghadap , ke puri. Karena kebiasaan yang
sulit dikurangi itu maka Dalem menganjurkan
agar Sang Penataran menanggalkan predikat Brahmana
menjadi Triwangsa. Sang Penataran setuju, maka
Sang Penataran diam di rumah Gusti Agung, dan
memperistri putrinya yang bernama I Gusti Ayu
Buringkit, masyarakat yang telah mengetahui
hal itu memanggil I Gusti pada Sang Penataran.
I Gusti Penataran dengan istrinya I Gusti Ayu
Buringkit, menetap di Gelgel, dijenguk oleh
Sang Tohjiwa, namun tidak hendak kembali ke
Besakih. I Gusti Penataran diberikan wilayah
kekuasaan Sang Manik Angkeran.! yaitu desa-desa
Tebola, Ipah, Muncan, Tegenan, Batusesa Besakih.
Kemudian mendirikan rumah di Kacang-Dawa, beliau
terkenal dengan nama I Gusti Ngurah di Kacangdawa.
Beliau meninggal di ~Besakih, Akhirnya terkenal
dengan nama I Gusti Dewata di Gunung Agung,
mempunyai seorang putra bernama I Gusti Made
Kacang.
I Gusti Made Kacang merintis membangun rumah
di Sidemen kemudian bergelar I Gusti Yangtaluh.
Memperistri I Gusti Luh Singarsa putri I Gusti
Tohjiwa (sepupu). Berputra I Gusti Gunung Agung,
dan I Gusti Ayu Singarsa kawin dengan I Gusti
Byasama (putra I Gusti Pande Basa). I Gusti
Yangtaluh mati terbunuh.
I Gusti Gunung Agung beristri I Gusti Ayu Kaler
berputra I Gusti Kaler. Putranya yang lain I
Gusti Kabayan di Besakih, dan I Gusti Dangin
di Yehmumbul, I Gusti Gunung Agung setelah meninggal
bergelar I Gusti Mur di
Yangtaluh.
I Gusti Kaler alias I Gusti Lurah Sidemen Di
Made me-niga rumah: di Muncan, di Besakih, di
Kacangpawos. Putranya bernama I Gusti Kumis.
Dan seorang putri lahir dari I Gusti Ayu Belong
bernama I Gusti Luh Dijabat, menikah dengan
I Dewa Ring Jro Kanginan (=Ida I Dewa Anom Pemahyun
Dimade). I Gusti Lurah Sidemen Dimade setelah
meninggal: bergelar I Gusti Mur Di Made.
I Gusti Kumis menggantikan ayahnya bergelar
I Gusti Ngurah Sidemen, setelah meninggal terkenal
bergelar I Gusti Mur di Teges, putranya bergelar
I Gusti Ngurah Sakti. I Gusti Ngurah Sakti berputra
I Gusti Sumerta, dengan lain ibu I Gusti Bagus
Sangkan Gunung; I Gusti Alit Buwahan, I Gusti
Anom Gde Jati, I Gusti Sumeta, I Gusti Alit
Tebola.
I Gusti Sumerta menggantikan ayahnya bergelar
I Gusti Ngurah Sidemen. Putranya bernama I Gusti
Ngurah Sidemen gugur dalam peperangan di Bangbang
Biaung (dilanjutkan dengan sila-sila keturunan).
Kembali dikisahkan keturunan Ida Tohjiwa yang
selanjutnya disebut I Gusti Tohjiwa. beliau
berputra I Gusti Dangin dan I Gusti Luh Singarsa.
I Gusti Dangin berputra I Gusti Tohjiwa di Selat,
I Gusti Tangkup di Padangaji, dan I Gusti Tebola
di Tebola..
I Gusti Alit Buwahan kembali bermukim :ii Kacangdawa.
Banyak, keturunannya terpencar di desa-desa.
Terakhir dilukiskan sila-sila keturunan I Gusti
Sampalan sampai dengan ada yang kembali bermukim
di Sidemen.
|