Babad Karangasem - Sasak
 
Isi Singkat Babad Karangasem - Sasak

Seringnya terjadi keributan dan kekalutan di antara banyak desa di Lombok karena adanya tanda- tanda perebutan kekuasaan antara Karangasem dan Mataram. Bermula dari sengketa wilayah Desa Panuja yang termasuk kekuasaan Karangasem, tetapi ingin masuk wilayah Mataram. Tersebutlah Ki Gusti Nyoman Karang yang mengutus I Kenok pergi ke Mataram, bermaksud memohon daerah Panuja dijadikan Wilayah Karangasem. Lama kelamaan makin meruncinglah sengketa antara Karangasem dan Mataram. Malahan sampai timbul usaha- usaha dari masing-masing pihak untuk menguasai desa- desa yang bersangkutan, seperti desa Tanjung, Kopang, Sakra, Amasbage, Dasan Lekong, Kutaraja, Kasiksikur, Balimbing.

Ada wilayah yang sangat penting yaitu Pagesangan dan Pringgasela, yang selalu menjadi rebutan antara Karangasem dan Mataram. Para pemuka yang terlibat di antaranya Gede Bondha, Gede Sidemen, Gusti Made Oka, Gusti Made Karang. Sebenarnya yang terlibat ini masih satu keturunan kekeluargaan, antara datuk dengan cucu. Dalam pertempuran dengan tujuan menguasai wilayah- wilayah ini, mereka silih berganti menang dan kalah. Perpecahan yang timbul di antara sanak saudara para pangeran itu ikut menambah rumitnya keadaan.

Sebuah desa yang lama menjadi ajang pertempuran antara Karangasem dan Mataram ialah desa Ruma. Silih berganti kedua laskar yang bermusuhan menang dan kalah di situ.

Akhirnya daerah sebelah timur tanjung semuanya mengaku berada di bawah kekuasaan Mataram, terutama di sebelah selatan Babak, tetapi Praya belum dapat dikalahkan.
Pada lembaran-lembaran terakhir dari Babad ini dituliskan sebab- sebab dan dasar permulaan disusunnya Babad ini secara luas.

Nama/ Judul Babad :
Babad Karangasem - Sasak.
Nomor/ kode :
778
Bahasa :
Jawa Kuna Tengahan.
Huruf :
Bali
Jumlah halaman :
62 lembar lontar.