Isi Singkat Babad Brahmana Keniten (versi 2) |
|
Perpindahan
Danghyang Nirartha dari Daha, ke Pasuruhan,
Brangbangan, akhirnya terjadi kesalahpahaman
dengan Sri Juru. Danghyang Nirartha tiba di
Bali. Berusaha membalas perbuatan Sri Juru,
dengan memberikan segala kemampuan ilmunya kepada
Dalem Waturenggong hingga Brangbangan kalah.
Kisah perjalanan Danghyang Nirartha ke Bali,
dengan berbagai pengalaman, hingga seorang putrinya
lenyap untuk seterusnya diberikan julukan Dalem
Melanting (di Pulaki).
Bandesa Mas amat setia kepada Danghyang Nirartha.
Terciptalah Kidung Sebun Bangkung. Kyayi Panulisan
Dauh Baleagung, menjemput Danghyang Nirartha
agar datang ke Gelgel. Kyayi Panulisan Dauh
Baleagung selanjutnya berguru kepada sang pendeta.
Sang pendeta langsung diiringkan ke Teluk Padang,
dan di sana bertemu dengan Dalem Waturenggong.
Semula terjadi suasana tegang namun berkat kebijakan
Sang pendeta, suasana menjadi tenang dan menyenangkan.
Keesokan harinya mereka kembali ke Gelgel, setiba
di Gelgel Sang Pendeta mulai mengajarkan ajaran-ajaran
Agama. Danghyang Nirartha menganugrahkan ilmu
kependetaan kepada putra- putranya, hanya Ida
Telaga yang menolak. Diuraikan perihal Kesaktian
Ida Telaga, antara lain mencuci perut dengan
minum air (menenggak pancuran) pertandingan
antara Ida Telaga dengan Ida Swabawa tentang
ketinggian ilmunya. Catatan tentang karangan
yang diciptakan oleh Ida Bukcabe.
|
|
|
|
Nama/ Judul Babad :
|
Babad Brahmana Keniten. |
Nomor/ kode :
|
|
Koleksi :
|
Ida Bagus Alit Sudarna. |
Alamat :
|
Gria Wanasari, Sanur, Badung. |
Bahasa :
|
Jawa Kuna. |
Huruf :
|
Bali. |
Jumlah halaman :
|
9 lembar (1a s/d 9a). |
Ditulis oleh :
|
|
Colophon/ Tahun :
|
|
Kalimat awal :
|
Ong Awignam - astu. |
Kalimat akhir :
|
Aputra sanunggal ingaranen
Siwa Sata Bhija.
|
|
|