Pura Pedadyaan Mendala di Bondalem
 
1 Padmasana
2 Kemulan Rong Tiga
3 Meru Tumpang 3
4 Gedong Murub
5 Taksu
6 Pertiwi Tiga
7 Pengaruman
8 Meru Tumpang 5
9 Pelinggih I Gusti Kaler Pacekan
10 Pelinggih I Gusti Alit Mendala
11 Pengaturan
12 Piasan
13 Meru Tumpang 2
14 Catu Mujung
15 Catu Meres
16 Gedong Saren
17 Menjangan Saka Luang
18 Gedong Maspahit
19 Pesucian
20 Tugu Tepas Mecaling
21 Bale Lantang
22 Bale Pewaregan
23 Bale Pemebatan
24 Kori Agung
25 Kala Raksa Sudut kelod-kauh
26 Dewa Raksa Sudut kelod-kangin
27 Cara Raksa Sudut kaja-kangin
28 Buta Raksa Sudut kaja-kauh
 
Sekilas tentang pura Mendala Kembali ke atas

Terletak di desa Bondalem, kecamatan Tejakula, kabupaten Buleleng, Bali. Terletak di atas tanah seluas ± 600m2, ± 1 km di sebelah selatan desa Bondalem. Pura ini telah mengalami beberapa kali perubahan baik luas, jumlah dan tataletak unsur-unsurnya, namun hingga kini belum diketahui siapa pendirinya dan sejak kapan pura itu terletak di sini.

 
Kemulan Rong Tiga Kembali ke atas

Pada pelinggih ini terdapat 3 ruangan untuk pemujaan terhadap sang Hyang Atma, yang memberikan kehidupan kepada badan jasmani kita, sehingga memungkinkan kita untuk lahir, tumbuh, dan mati. Berturut-turut dari selatan ke utara, pada waktu dipuja, dalam ruangan ruangan tersebut melinggih Sang Paratma, Susun Atma, dan Siwatma. Pelinggih ini juga disebut Gedong Pejenengan (gedong Menyan). Pelinggih ini merupakan bangunan pokok yang harus ada pada setiap pura keluarga. Karena itu sering kali pura Mendala ini disebut dengan Pura Pejenengan. Sesungguhnya pelinggih ini adalah juga pelinggih Sang Hyang Tri Murti (Brahma, Wisnu, Siwa) yang mengemban hidup semua makhluk.

 
Meru Tumpang Tiga Kembali ke atas

Melambangkan gunung Batur, tempat melinggihnya dewa Danu (air) yang memberi kehidupan dan kesuburan yang diperlukan semua makhluk.

Gedong Murub Kembali ke atas

Tempat pelinggihan Dalem Manik Mas Tawangalun. Penghormatan terhadap raja yang pernah memerintah.

Taksu Kembali ke atas

Tempat pemujaan Anglurah Agung, yaitu para pemimpin pemerintahan yang telah moksa.

Pertiwi Tiga Kembali ke atas

Pertiwi tiga juga disebut Paibon (pa-ibu-an). Di tempat ini di sungsung Sang Hyang Ananta Boga saking Sapta Petala. Ananta = mengalir, Boga = makanan. Penghargaan terhadap ibu pertiwi yang tidak henti-hentinya memberikan makanan kepada jasmani kita, dilambangkan dengan tema ukiran naga pada pelinggihan ini.

Meru Tumpang Kalih Kembali ke atas

Tempat pelinggihan dari Betara Dasar Buana Gelgel, raja besar yang pernah berkuasa pada jaman leluhur.

 
Catu Mujung Kembali ke atas

Pelinggihan Dang Hyang Dwijendra, seorang empu yang bijak dan pandai.

 
Catu Meres Kembali ke atas

Pelinggihan Sang Hyang Astapaka, seorang empu yang bijak dan arif.

 
Gedong Saren Kembali ke atas

Tempat pemujaan / penghayatan satuluk-tuluk.

 
Menjangan Saka Luang Kembali ke atas

Tempat pemujaan terhadap Empu Kuturan, sang maharesi yang sangat besar jasanya dalam pengembangan ribuan pura di Bali.

 
Gedong Maspahit Kembali ke atas

Penghormatan terhadap para leluhur dari Majapahit.

 
Pesucian Kembali ke atas

 
Tugu Tepas Mecaling Kembali ke atas

 
Padmasana Kembali ke atas

Tempat pemujaan terhadap Sang Hyang Tunggal, Sang Hyang Paramatma, Tuhan yang maha esa, Sang Hyang Widi Wasa. Yang menjadi pusat atma atau urip kita.

Pengaruman Kembali ke atas

Penghormatan terhadap para betara-betari leluhur.

 
Meru Tumpang 5 Kembali ke atas

Penghormatan terhadap dewa-dewi di Gunung Agung, sebagai lambang tempat tertinggi di Bali.

 
Pelinggih I Gusti Kaler Pacekan Kembali ke atas

I Gusti Kaler Pacekan yang bergelar Kiyai Anglurah Di Ler adalah mahapatih Dalem Gelgel. Karena pembelotannya, beliau dikejar-kejar oleh pihak kerajaan. Dalam perlawanan beliau mangkat di bukit Pegat palemahan Kutuh (Bangli). Keluarganya dibawa ke Kuramas, namun salah seorang istrinya berhasil menyelamatkan diri dengan bersembunyi di desa Madenan (Buleleng) dalam keadaan hamil. Beliau ialah I Gusti Ayu Surung yang kemudian berputra I Gusti Manik Galih.

 
Pelinggih I Gusti Alit Mendala Kembali ke atas

I Gusti Alit Mendala adalah putra dari I Gusti Manik Galih yang pertama merintis untuk tinggal di daerah Bondalem. Beliaulah leluhur dari ratusan keluarga di Bondalem saat ini.

 
Bale Pengaturan Kembali ke atas

Tempat pemangku upacara menghaturkan banten sesajian.

 
Bale Piasan Kembali ke atas

Tempat menyambut dan mensucikan kedatangan batara-batari yang akan dilinggihkan di pelinggihannya masing-masing.

 
Bale Lantang Kembali ke atas

Tempat pertemuan, untuk rapat (sangkepan) bagi para penyungsung dalam mempersiapkan upacara.

 
Bale Pawaregan Kembali ke atas

Tempat penyiapan makanan dan sajian yang dimasak (dapur) sehubungan dengan upacara pura.

 
Bale Pemebatan Kembali ke atas

 
Tembok Penyengker Kembali ke atas

 
Kori Agung Kembali ke atas

Candi Gelung, pintu masuk dan keluar pura Mendala.

 
  Kembali ke atas