Pura Andakasa adalah pura kahyangan jagat
yang terletak di Banjar Pakel Desa Gegelang Kecamatan Manggis,
Karangasem. Pura ini didirikan atas konsepsi Catur Loka
Pala dan Sad Winayaka. Pura yang didirikan berdasarkan konsepsi
Catur Loka Pala adalah empat pura sebagai media pemujaan
empat manifestasi Tuhan untuk memotivasi umat mendapatkan
rasa aman atau perlindungan atas kemahakuasaan Tuhan. Keempat
pura itu dinyatakan dalam kutipan Lontar Usana Bali di atas.
Mendapatkan rasa aman (raksanam) dan mendapatkan kehidupan
yang sejahtera (danam) sebagai kebutuhan dasar masyarakat
yang wajib diupayakan oleh para pemimpin atau kesatria.
Demikian dinyatakan dalam Manawa Dharmasastra I.89.
Usaha manusia itu tidak akan mantap tanpa
disertai dengan doa pada Tuhan. Memanjatkan doa pada Tuhan
untuk mendapatkan rasa aman (raksanan) di segala penjuru
bumi itulah sebagai latar belakang didirikannya Pura Catur
Loka Pala di empat penjuru Bali. Di arah selatan didirikan
Pura Andakasa sebagai tempat pemujaan Batara Hyanging Tugu.
Hal ini juga dinyatakan dalam Lontar Babad Kayu Selem. Sedangkan
dalam Lontar Padma Bhuwana menyatakan: ''Brahma pwa sira
pernahing daksina, pratistheng kahyangan Gunung Andakasa.''
Artinya Dewa Brahma menguasai arah selatan (daksina) yang
dipuja di Pura Kahyangan Gunung Andakasa.
Yang dimaksud Hyanging Tugu dalam Lontar
Usana Bali dan Babad Kayu Selem itu adalah Dewa Brahma sebagai
manifestasi Tuhan dalam fungsinya sebagai pencipta.
Pura Andakasa juga salah satu pura yang
didirikan atas dasar konsepsi Sad Winayaka untuk memuja
enam manifestasi Tuhan di Pura Sad Kahyangan. Memuja Tuhan
di Pura Sad Kahyangan untuk memohon bimbingan Tuhan dalam
melestarikan sad kertih membangun Bali agar tetap ajeg --
umatnya sejahtera sekala-niskala. Membina tegaknya Sad Kertih
itu menyangkut aspek spiritual yaitu atma Kertih. Yang menyangkut
pelestarian alam ada tiga yaitu samudra kertih, wana kertih
dan danu kertih yaitu pelestarian laut, hutan dan sumber-sumber
mata air. Sedangkan untuk manusianya meliputi jagat kertih
membangun sistem sosial yang tangguh dan jana kertih menyangkut
pembangunan manusia individu yang utuh lahir batin.
Jadinya pemujaan Tuhan Yang Mahaesa dengan
media pemujaan dalam wujud Pura Catur Loka Pala dan Sad
Winayaka untuk membangun sistem religi yang aplikatif. Sistem
religi berupaya agar pemujaan pada Tuhan Yang Maha Esa itu
dapat berdaya guna untuk memberikan landasan moral dan mental.
Pura Andakasa dalam kesehariannya didukung
oleh dua desa pakraman yaitu Desa Pakraman Antiga dan Gegelang.
Menurut cerita rakyat di Antiga didapatkan penjelasan bahwa
pada zaman dahulu di Desa Antiga ada tiga butir telur jatuh
dari angkasa. Tiga telur tersebut didekati oleh masyarakat.
Tiba-tiba telur itu meledak dan mengeluarkan asap. Asap
itu berembus dari Desa Antiga menuju tiga arah. Ada yang
ke barat daya, ke barat laut dan ke utara. Masyarakat Desa
Antiga mendengar adanya sabda atau suara dari alam niskala.
Sabda itu menyatakan bahwa asap yang mengarah ke barat daya
desa adalah Batara Brahma. Sejak itu bukit itu bernama Andakasa
sebagai tempat pemujaan Batara Brahma. Asap yang ke barat
laut desa adalah Batara Wisnu menuju Bukit Cemeng didirikan
Pura Puncaksari. Asap yang menuju ke utara desa adalah perwujudan
Batara Siwa dipuja di Pura Jati. Tiga pura di tiga bukit
itulah sebagai arah pemujaan umat di Desa Antiga dan Desa
Gegelang.
Pemujaan Batara Brahma di Pura Andakasa
ini dibangun di jejeran pelinggih di bagian timur dalam
bentuk Padmasana. Di bagian jeroan atau pada areal bagian
dalam Pura Andakasa di jejer timur ada empat padma. Yang
paling utara adalah disebut Sanggar Agung, di sebelah selatannya
ada pelinggih Meru Tumpang Telu. Di selatan meru tersebut
ada padmasana sebagai pelinggih untuk memuja Dewa Brahma
atau Hyanging Tugu. Di sebelah selatan pelinggih Batara
Brahma ada juga dua padmasana untuk pelinggih Sapta Petala
dan Anglurah Agung.
Upacara pujawali atau juga disebut piodalan
di Pura Andakasa diselenggarakan dengan menggunakan sistem
tahun wuku. Hari yang ditetapkan sejak zaman dahulu sebagai
hari pujawali di Pura Andakasa adalah setiap hari Anggara
Kliwon Wuku Medangsia. Di samping ada pujawali setiap 210
hari, juga diselenggarakan upacara pecaruan setiap Anggara
Kliwon pada wuku Perangbakat, wuku Dukut dan wuku Kulantir.
Setiap pujawali di Pura Andakasa pada umumnya
diadakan upacara melasti ke Segara Toya Betel di Desa Pengalon.
Tujuan melasti ini adalah untuk lebih menguatkan dan memantapkan
umat dalam menyerap vibrasi kesucian Ida Batara di Pura
Andakasa. Tujuan utama melasti menurut Sundarigama adalah
anganyutaken laraning jagat, papa klesa, letuhing bhuwana.
Artinya mengatasi penderitaan rakyat, menghilangkan kekotoran
(klesa) diri dan untuk menyucikan alam lingkungan dari pencemaran.*
I Ketut Gobyah |