PEWARIGAAN       
Astawara

Astawara adalah siklus delapan-harian dalam wewaran. Anggotanya adalah: 1. Sri, 2. Indra, 3. Guru, 4. Yama, 5. Ludra, 6. Brahma, 7. Kala, 8. Uma. Wewaran ini mengadopsi sifat-sifat dewa-dewi dalam memberikan pegangan terhadap baik-buruknya hari untuk melakukan sesuatu. Nama-nama dewa-dewi di sini bukanlah seperti yang dimaksudkan secara religius, tetapi lebih mengarah ke pewayangan dalam budaya Jawa kuna.

Astawara, sangawara, dan dasawara dipakai bersamaan untuk melengkapi wewaran yang di bawahnya. Keberadaannya tidak memberi arti khusus kepada dirinya sendiri, tapi berpadu (komplementer), misalnya untuk mengurangi, mengimbuhi, menyangatkan, menggarisbawahi, menetralisir, dan memberi varian kalau dipadukan dengan wewaran yang lain.

1 Sri Artinya makmur dan pengatur. Penuh belas kasih dan cinta. Memberi unsur positif kepada wewaran lain.
2 Indra Artinya indah dan penggerak. Penuh perhatian, cendekia namun angkuh. Menambahkan kesungguhan kepada apa yang dinyatakan oleh wewaran lainnya.
3 Guru Artinya tuntunan. Penuh keagungan, berkuasa. Memberikan sentuhan keagungan.
4 Yama Artinya adil atau pengadilan. Mengayomi, pemaaf. Menetralisir pengaruh negatif dari wewaran lain.
5 Ludra Artinya peleburan. Galak, seram dan menakutkan. Memberi unsur disiplin dan ketertiban.
6 Brahma Artinya pencipta. Cepat naik darah, murka. Memanaskan suasana.
7 Kala Artinya nilai dan peneliti. Culas, tamak, dan tidak jujur. Membatalkan pengaruh positif menjadi negatif.
8 Uma Artinya pemelihara. Suka memberi, tetapi gundah. Menyangatkan, yang baik bertambah baik, yang buruk, semakin buruk.