|
Selain dari pada aksara-aksara tersebut di atas, ada lagi aksara
rangkapan yang lain, yang mempunyai bentuk tersendiri, misalnya
|
|
|
|
Aksara-aksara mahaprana: kh, th,
dh, ch, dalam penulisan aksara Bali
sudah tidak ada. Dan kalaupun ada maka aksara tersebut disamakan
saja dengan warga aksara yang bersangkutan, umpama kh = k
=
sedangkan ch, yang masih hanya gantungannya saja, misalnya
dalam kata:
Aksara d disamakan menulis dengan dh, kecuali
dalam Ramayana Kern. |
|
|
|
Tentang nama-nama aksara dalam tulisan Bali masih tetap berlaku
misalnya ga gora, ca laca, ta latik, da madu (d dan dh disamakan
menulis), na rambat, ta tawa, pa kapal, ba kembang, sa saga,
sa sapa dan yang lain-lain sebut saja sesuai dengan warganya. |
|
|
|
Tentang gantungan dan gempelan masih tetap berlaku sebagai mana
biasa, hanya perlu diketahui bahwa aksara ksa adalah satu
fonem. |
|
|
|
Tentang tedung atut, tetap sebagai biasa asal ingat, bahwa:
|